2
“Sosok” Kurikulum
KURIKULUM, bukanlah kata yang asing ditelinga
kita. Kata ini kerap muncul disetiap kesempatan di ruang-ruang publik. Tetapi
begitu kita ditanya seperti apa “sosoknya” darimana muasalnya. Untuk apa
keberadaannya. Tidak banyak dari kita dapat menjelaskannya serta merta. Maklum
saja kurikulum ini bukan bahasa Indonesia melainkan berasal dari bahasa Latin,
dari kata dasar currere, secara
harfiah berarti lapangan perlombaan lari yang diawali batas start dan diakhiri finish. Dalam
lapangan pendidikan pengertian tersebut menurut Dakir[1]
dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti dari mana dimulai
diajarkan dan kapan diakhiri.
Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan
dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik
untuk mencapai tujuan pendidikan. Demikian pengertian kurikulum menurut pandangan
Dakir[2]
Tapi jika kita
berkesempatan mengenali kurikulum lebih dekat lagi, maka kita menarik
kesimpulan bahwa kurikulum nyatanya merupakan “sosok yang multi-dimensional” Ia
membuat orang memandangnya secara beragam. Ia juga membuat orang menafsirkan
secara ganda.
“Kurikulum merupakan sosok yang
dapat dimaknai secara berbeda.”
0 komentar:
Posting Komentar