SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S



Wangsit Mbah Ing Tut

Kata Mbah, “Jika negeri ini betul-betul serius ingin mewujudkan harapan anak bangsa mendapatkan kehidupan yang layak pada masanya. Kesungguhannya dapat terlihat dari seberapa konsisten ia mendidik dan mempersiapkan masa depan hidup dan kehidupan mereka secara prima agar bisa eksis dan survive dalam ketatnya persaingan hidup yang menglobal dan kompetitif.”

Mendengarkan wasiat Mbah Ing Tut, kita jadi teringat dengan pesan yang pernah disampaikan oleh Syaidina Ali bin Abi Thalib ra:“Didiklah dan persiapkanlah anak-anakmu untuk suatu zaman yang bukan zamanmu, mereka akan hidup pada suatu zaman yang bukan zamanmu.”

“Pendidikan adalah upaya mempersiapkan anak,
dari layak hidup menuju hidup layak
(Aemsya)



KURIKULUM
“Plin-Plan”
(Implementasi Kurikulum di Era Galau)

Buku ini melanjutkan pembahasan kita seputar implementasi kurikulum yang harus berhadapan dengan beragam keadaan. Pembahasan di awali dengan kepompong Sisdiknas, yang akan melahirkan idealitas pengembangan kurikulum, agar Undang-undang sekolah tidak dianggap liar. Bagaimana pengembangan kurikulum PAI dan beragam latar belakangnya. Kehidupan yang layak dan terbebas dari KKN memunculkan gagasan kurikulum antikorupsi di era galau, sekiranya sekolah dapat memotivasi manusia untuk berdialog dengan Tuhannya, memahami potensinya untuk berburu ilmu dengan andil hidden curriculum. Aliran filsafat yang merasuk pendidikan Islam dan berhadapan dengan model-model pemikiran ke-Islaman yang juga berpengaruh terhadap tipologi rekonstruksi sosial. Dan bagaimana kita akhirnya mampu memahami ide Tuhan dengan inovasi pendidikan yang berstatus proyek. Mungkinkah karakteristik PAI yang unik bersama implikasi tipologi terhadapnya memberi andil pada kurikulum PAI. Agar rumusan filsafat pendidikan Islam tidak rapuh, sebagaimana mimpi KTSP mendongkrak kualitas pendidikan di era galau. Wangsit Mbah Ing Tut tentang hidup layak patut kita pedulikan. Sebagaimana kita peduli mencarikan obat atas penyakit sebagian guru kita, agar mereka tidak melaksanakan kurikulum plin-plan, karena sudah terbiasa dengan kurikulum siap saji. Nah tu!

0 komentar:

Posting Komentar