9.
Kurikulum 4 Dimensi
EMPAT DIMENSI kurikulum dalam proses pengembangan yang merupakan
kesuluruhan yang saling berhubungan tetapi memerlukan perhatian dan manajemen
khusus. Keempat komponen kurikulum tersebut menurut Said Hamid Hasan[1]
adalah: Kurikulum dalam dimensi ide; Kurikulum dalam dimensi dokumen; Kurikulum
dalam dimensi proses; Kurikulum dalam dimensi hasil.
Kurikulum dalam
dimensi Ide
Kurikulum dalam dimensi ide memuat
dua landasan yaitu: landasan filosofis dan landasan teoritis kurikulum.
Pertama, landasan filosofis
dimaksudkan dengan filosofi pendidikan yang digunakan dalam mengembangkan arah
dan orientasi kurikulum. Aspek filosofis menentukan identifikasi permasalahan
kurikulum dan rumusan jawabannya. Dari sini akan terlihat, apakah kurikulum yang
dikembangkan ini akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam disiplin ilmu,
teknologi, agama, permasalahan sosial-budaya-ekonomi, kebangsaan, hukum, dan
kebutuhan masyarakat lainnya. Kita akan menemukan jawaban atas pertanyaan apakah
kurikulum tersebut merupakan kurikulum esensial, perenialis, humanistis,
progresif, ataukah rekonstruksi sosial.
Kedua, dimensi ide juga
memuat teori belajar, model dan desain kurikulum yang digunakan. Logikanya
kurikulum yang dikembangkan harus mencapai tujuan pendidikan nasioanl dan
merupakan konstribusi lembaga pendidikan terhadap tujuan pendidikan. Kedua
landasan ini digunakan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan
tujuan pendidikan suatu jenjang pendidikan.
Kurikulum dalam
dimensi Dokumen
Dimensi dokumen kurikulum memuat komponen seperti: tujuan, konten, proses,
dan assesment. Dari beberapa literatur kurikulum menyebutkan dimensi ini dengan
istilah curriculum as intention/intended atau planed.
Kurikulum dalam
dimensi Proses
Dimensi proses adalah implementasi dari dimensi dokumen. Pada wilayah
pelaksanaan ini bisa saja sama tetapi mungkin juga berbeda dengan yang
direncanakan dalam dokumen. Dimensi proses kerap disebut curriculum as implemented, observed, atau reality. Pengertian kurikulum yang dikemukakan dalam UU nomor 20
tahun 2003 berkenaan dengan dimensi kurikulum sebagai dokumen dan proses.
Kurikulum dalam
dimensi Hasil
Dimensi hasil merupakan tolak ukur apakah tujuan kurikulum tercapai.
Dimensi hasil adalah apa yang dimiliki peserta didik, berkenaan dengan upayanya
mengembangkan potensi diri. Dimensi hasil sangat kritikal dalam menentukan
keberhasilan suatu kurikulum dan oleh karena itu alat evaluasi untuk kurikulum
sebagai hasil haruslah memiliki tingkat validitas kurikulum (curriculum validity) yang tinggi bukan
hanya sekedar validitas konten. Validitas kurikulum menunjukkan tingkat
kesesuaian ruang lingkup tujuan kurikulum (pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
sikap, nilai, kebiasaan) dengan ruang lingkup alat evaluasi yang digunakan.
validitas konten menunjukkan tingkat kesesuaian ruang lingkup suatu konten
(konsep, teori, nilai, kebiasaan) dengan ruang lingkup butir-butir pertanyaan
suatu tes.
0 komentar:
Posting Komentar