25
Efek
Domino
Kurikulum
2013
KURIKULUM 2013,
kini diterapkan tidak serentak, tetapi secara bertahap. Pada langkah pertamanya
ini “sosok” Kurikulum 2013 telah menyiapkan sedikitnya enam jurus[1]
dalam melakukan transformasinya. Enam jurus tersebut adalah:
Pertama,Penataan Sistem Perbukuan.
Selama ini telah
lazim berlaku bahwa, pengadaan buku teks ditentukan oleh penerbit, baik
menyangkut isi maupun harga sehingga beban berat dipikul oleh peserta didik dan
orang tua tentunya. Menyangkut isi karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para
penulis, kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi. Kejadian terakhir di
Kabupaten Bogor pada buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD (cerita
porno,red)
Penataan sistem
perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013, dikelola oleh Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, substansinya diarahkan oleh Tim Pengarah dan Pengembang Kurikulum.
Tujuannya agar isi dapat dikendalikan dan kualitas lebih baik. selain itu harga
bisa ditekan wajar (publik awareness)
Kedua, Penataan Lembaga
Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
Penataan pada
lembaga LPTK ini terkait dengan penyiapan dan pengadaan guru.
Ketiga, Penataan Pola Pelatihan.
Pengalaman pada
pelaksanaan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran untuk
implementasi Kurikulum 2013, misalnya, banyak pendekatan pelatihan yang harus
disesuaikan, baik menyangkut materi pelatihan maupun model dan pola pelatihan.
Momentum
Kurikulum 2013 adalah hal yang tepat untuk melakukan penataan terhadap terhadap
pola pelatihan guru termasuk penjenjangan terhadap karier guru dan
kepangkatannya. ke depan, sedang disiapkan konsep yang terintegrasi antara
jenjang karier dan kepangkatan dengan penilaian profesi guru. Selama ini
keduanya terpisah.
Keempat, Memperkuat Budaya Sekolah.
Memperkuat
budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler
serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK).
Kelima, Memperkuat NKRI
NKRI harga mati.
Terkait upaya memperkuat NKRI, melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaanlah,
peserta didik diharapkan mendapat porsi tambahan pendidikan karakter, baik
menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi dan lainnya.
Keenam, Memperkuat Integrasi
Pengetahuan-Bahasa-Budaya.
Langkah ini
masih berhubungan dengan upaya memperkuat NKRI, melalui pengintegrasian pengetahuan,
bahasa, dan budaya.
Pada Kurikulum
2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu sebagai saluran
mengantarkan kandungan materi semua sumber kompetensi kepada peserta didik,
sehingga sebagai bahasa berkedudukan sebagai penghela mata pelajaran mata
pelajaran yang lain. Kandungan mata yang lain dijadikan konteks dalam
penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui
cara ini, maka pembelajaran bahasa
Indonesia termasuk kebudayaan, dapat dibuat menjadi kontektual. Sesuatu yang
hilang pada model pembelajaran bahasa Indonesia saat ini.
Berharap,
“Dari efek
domino itulah maka Kurikulum 2013 adalah bagian yang tak terpisahkan untuk menata
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara melalui sector pendidikan.
Karena itu, Kurikulum 2013 sesungguhnya bukan kurikulum program kementrian,
tetapi kurikulum yang menjadi program pemerintah.” demikian rilis Kemendikbud.
[1] “Sedikitnya, enam perubahan yang dapat dilakukan bersamaan dengan
penerapanKurikulum 2013,” demikian rilis Kemendikbud yang disampaiakan
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemendikbud, Ibnu Hamad, Minggu (14/7/2013)
16:30 WIB Nograhany Widhi K-detikNews masuk detiknews Kamis, 29 Agustus 2013
0 komentar:
Posting Komentar