SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

25 Efek Domino Kurikulum 2013

Sabtu, 30 Agustus 2014 |



25
Efek Domino
Kurikulum 2013


KURIKULUM 2013, kini diterapkan tidak serentak, tetapi secara bertahap. Pada langkah pertamanya ini “sosok” Kurikulum 2013 telah menyiapkan sedikitnya enam jurus[1] dalam melakukan transformasinya. Enam jurus tersebut adalah:

Pertama,Penataan Sistem Perbukuan.
Selama ini telah lazim berlaku bahwa, pengadaan buku teks ditentukan oleh penerbit, baik menyangkut isi maupun harga sehingga beban berat dipikul oleh peserta didik dan orang tua tentunya. Menyangkut isi karena keterbatasan wawasan dan kepekaan para penulis, kegaduhan terhadap isi buku pun sering terjadi. Kejadian terakhir di Kabupaten Bogor pada buku Pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 6 SD (cerita porno,red)
Penataan sistem perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013, dikelola oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, substansinya diarahkan oleh Tim Pengarah dan Pengembang Kurikulum. Tujuannya agar isi dapat dikendalikan dan kualitas lebih baik. selain itu harga bisa ditekan wajar (publik awareness)

Kedua, Penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
Penataan pada lembaga LPTK ini terkait dengan penyiapan dan pengadaan guru.

Ketiga, Penataan Pola Pelatihan.
Pengalaman pada pelaksanaan pelatihan instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran untuk implementasi Kurikulum 2013, misalnya, banyak pendekatan pelatihan yang harus disesuaikan, baik menyangkut materi pelatihan maupun model dan pola pelatihan.
Momentum Kurikulum 2013 adalah hal yang tepat untuk melakukan penataan terhadap terhadap pola pelatihan guru termasuk penjenjangan terhadap karier guru dan kepangkatannya. ke depan, sedang disiapkan konsep yang terintegrasi antara jenjang karier dan kepangkatan dengan penilaian profesi guru. Selama ini keduanya terpisah.

Keempat, Memperkuat Budaya Sekolah.
Memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian  kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler serta penguatan peran guru bimbingan dan konseling (BK).

Kelima, Memperkuat NKRI
NKRI harga mati. Terkait upaya memperkuat NKRI, melalui kegiatan ekstrakurikuler kepramukaanlah, peserta didik diharapkan mendapat porsi tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi dan lainnya.

Keenam, Memperkuat Integrasi Pengetahuan-Bahasa-Budaya.
Langkah ini masih berhubungan dengan upaya memperkuat NKRI, melalui pengintegrasian pengetahuan, bahasa, dan budaya.
Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia menjadi dominan, yaitu sebagai saluran mengantarkan kandungan materi semua sumber kompetensi kepada peserta didik, sehingga sebagai bahasa berkedudukan sebagai penghela mata pelajaran mata pelajaran yang lain. Kandungan mata yang lain dijadikan konteks dalam penggunaan jenis teks yang sesuai dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Melalui cara ini,  maka pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kebudayaan, dapat dibuat menjadi kontektual. Sesuatu yang hilang pada model pembelajaran bahasa Indonesia saat ini.
Berharap,
“Dari efek domino itulah maka Kurikulum 2013 adalah bagian yang tak terpisahkan untuk menata berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara melalui sector pendidikan. Karena itu, Kurikulum 2013 sesungguhnya bukan kurikulum program kementrian, tetapi kurikulum yang menjadi program pemerintah.” demikian rilis Kemendikbud.


[1] “Sedikitnya, enam perubahan yang dapat dilakukan bersamaan dengan penerapanKurikulum 2013,” demikian rilis Kemendikbud yang disampaiakan Kepala  Pusat Komunikasi Publik  Kemendikbud, Ibnu Hamad, Minggu (14/7/2013) 16:30 WIB  Nograhany Widhi  K-detikNews masuk detiknews  Kamis, 29 Agustus 2013

0 komentar:

Posting Komentar