3
Kurikulum “sosok” Multidimensional
Sebagai Ilmu,
sebagai Sistem
dan sebagai
Rencana
KURIKULUM
dapat dicermati dalam tiga dimensi, yaitu: sebagai ilmu, sebagai sistem dan
sebagai rencana. Kurikulum sebagai ilmu mengkaji konsep, asumsi, teori-teori,
prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum
sebagai sistem menjelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan
sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum berbagai jalur,
jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dsb. Kurikulum sebagai rencana dibahas macam-macam rencana dan rancangan
atau desain kurikulum. Rencana tersebut ada yang bersifat menyeluruh untuk
semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau desain, ada
desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa, dll.[1]
Kurikulum
Sebagai Teori
BARANGKALI
kita akan bertanya-tanya, seperti apakah konsep kurikulum sebenarnya. Kurikulum
sebagai teori telah dibahas dalam diskusi besar pertama tentang teori kurikulum
yang digelar di Universitas Chicago tahun 1947, telah menuangkan rumusan
penting tentang teori kurikulum, yang dikenal dengan istilah tiga tugas utama
teori kurikulum, yaitu:
1.
Mengidentifikasi
masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep
yang mendasarinya;
2.
Menentukan
hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnya;
3.
Mencari
atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk
memecahkan masalah tersebut.
Inti Kajian Kurikulum
EMPAT
PERTANYAAN pokok yang menjadi inti kajian kurikulum yang dikemukakan Ralph
W.Tylor (1949) adalah:
1.
Tujuan
pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?;
2.
Pengalaman
pendidikan yang manakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?;
3.
Bagaimana
mengorganisaskan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4.
Bagaimana
kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
Empat pertanyaan pokok Tylor ini
kemudian banyak dipakai oleh para pengembang kurikulum. Selanjutnya pada
konferensi nasional perhimpunan pengembang dan pengawas kurikulum tahun 1963,
telah dibahas dua makalah penting tentang kurikulum yang ditulis oleh George A. Beauchamp & Othanel Smith. Makalah pertama oleh Beachamp bahwa
teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori
dalam ilmu-ilmu yang lain.
Hal-hal penting dalam pengembangan
teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan
konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan
penelitian-penelitian prediktif untuk menambah konsep, generalisasi, atau
kaidah-kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan
fenomena kurikulum. Beachamp menganalisis pendekatan ilmiah tentang tugas-tugas
pengembangan teori dalam kurikulum.
Pada makalah kedua, Smith menguraikan peranan filsafat dalam
pengembangan teori kurikulum yang bersifat ilmiah. Menurutnya setidaknya ada
tiga sumbangan utama filsafat terhadap kurikulum, yakni:
1.
Merumuskan
dan mempertimbangkan tujuan pendidikan;
2.
Memilih
dan menyusun bahan; dan
3.
Perumusan
bahan khusus kurikulum.
[1] Diadopsi dari Konsep kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran.Ilmu
Pendidikan Praktis bag II.Ilmu dan aplikasi Pendidikan,TIM Pengembang Ilmu
Pendidikan FIP-UPI, IMTIMA: 2009:98
0 komentar:
Posting Komentar