SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

Kurikulum "Sosok" Multidemensional

Jumat, 29 Agustus 2014 |



3
Kurikulum “sosok” Multidimensional






Sebagai Ilmu, sebagai Sistem
dan sebagai Rencana
KURIKULUM dapat dicermati dalam tiga dimensi, yaitu: sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai rencana. Kurikulum sebagai ilmu mengkaji konsep, asumsi, teori-teori, prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem menjelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dsb. Kurikulum sebagai rencana dibahas macam-macam rencana dan rancangan atau desain kurikulum. Rencana tersebut ada yang bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Demikian juga dengan rancangan atau desain, ada desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa, dll.[1]

Kurikulum Sebagai Teori
BARANGKALI kita akan bertanya-tanya, seperti apakah konsep kurikulum sebenarnya. Kurikulum sebagai teori telah dibahas dalam diskusi besar pertama tentang teori kurikulum yang digelar di Universitas Chicago tahun 1947, telah menuangkan rumusan penting tentang teori kurikulum, yang dikenal dengan istilah tiga tugas utama teori kurikulum, yaitu:
1.    Mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya;
2.    Menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur yang mendukungnya;
3.    Mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut.

Inti Kajian Kurikulum
EMPAT PERTANYAAN pokok yang menjadi inti kajian kurikulum yang dikemukakan Ralph W.Tylor (1949) adalah:
1.    Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?;
2.    Pengalaman pendidikan yang manakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut?;
3.    Bagaimana mengorganisaskan pengalaman pendidikan tersebut secara efektif?
4.    Bagaimana kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?

          Empat pertanyaan pokok Tylor ini kemudian banyak dipakai oleh para pengembang kurikulum. Selanjutnya pada konferensi nasional perhimpunan pengembang dan pengawas kurikulum tahun 1963, telah dibahas dua makalah penting tentang kurikulum yang ditulis oleh George  A. Beauchamp & Othanel Smith. Makalah pertama oleh Beachamp bahwa teori kurikulum secara konseptual berhubungan erat dengan pengembangan teori dalam ilmu-ilmu yang lain.
          Hal-hal penting dalam pengembangan teori kurikulum adalah penggunaan istilah-istilah teknis yang tepat dan konsisten, analisis dan klasifikasi pengetahuan, penggunaan penelitian-penelitian prediktif untuk menambah konsep, generalisasi, atau kaidah-kaidah, sebagai prinsip-prinsip yang menjadi pegangan dalam menjelaskan fenomena kurikulum. Beachamp menganalisis pendekatan ilmiah tentang tugas-tugas pengembangan teori dalam kurikulum.
          Pada makalah kedua, Smith menguraikan peranan filsafat dalam pengembangan teori kurikulum yang bersifat ilmiah. Menurutnya setidaknya ada tiga sumbangan utama filsafat terhadap kurikulum, yakni:
1.    Merumuskan dan mempertimbangkan tujuan pendidikan;
2.    Memilih dan menyusun bahan; dan
3.    Perumusan bahan khusus kurikulum.


[1] Diadopsi dari Konsep kurikulum Nana Syaodih Sukmadinata, Kurikulum dan Pembelajaran.Ilmu Pendidikan Praktis bag II.Ilmu dan aplikasi Pendidikan,TIM Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, IMTIMA: 2009:98

0 komentar:

Posting Komentar