PENGEMBANGAN kurikulum hakikatnya adalah kegiatan
menghasilkan kurikulum baru yang lebih diharapkan. Para ahli menyimpulkan bahwa
pengembangan kurikulum didasari adanya upaya mengarahkan kurikulum sekarang ke
tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya
positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri, dengan harapan agar peserta
didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik. Oleh karena itu pengembangan
kurikulum hendaknya bersifat antisifatif,
adaptif, dan aplikatif.
Dalam pengembangan kurikulum dapat
diarahkan jangka pendek dan jangka
panjang. Situasi masyarakat sekarang dan yang akan datang dapat diantisipasi
diantaranya sebagai berikut ; perubahan dari masyarakat agraris ke industri, pengembangan IPTEK,
pengangguran intelek dan terbatasnya lapangan kerja, masyarakat yang komplek
tetapi bersifat individualistis, pengaruh globalisasi dan adanya revolusi arus
informasi dan sebagainya.
Di era sekarang ini, pengembangan
kurikulum tentunya memperhatikan tuntutan dan mencapai kebutuhan masa depan
peserta didik, karena mereka akan hidup dan membangun kehidupan di eranya nanti
bersama dengan masyarakat dan lingkungan yang pasti berbeda. Pada tataran
pelaksanaannya tentu tidaklah mudah mewujudkannya. Tetapi jika negeri ini
serius mewujudkan harapan anak bangsa, mestinya juga konsisten mewujudkan
tujuan pendidikan yang hakikatnya menyangkut masa depan hidup dan kehidupan
umat manusia.
Seputar
Pengembangan Kurikulum
Kegiatan pengembangan kurikulum
meliputi kegiatan merencanakan, merancang, dan memprogramkan berbagai komponen
penunjang dalam terkait berbagai sistem penjenjangan, sistem kredit, sistem
semester, sistem administrasi, sistem bimbingan, dan sistem evaluasi. Komponen
pokok yang perlu juga dikembangkan, adalah struktur program dalam kurikulum,
silabus termasuk, materi dan media pelajaran, metode, strategi dan pendekatan dan
evaluasi hasil belajar. Perkembangan IPTEK, pengaruh globalisasi, dan
sebagainya akan mempengaruhi karakter peserta didik sekarang. Mereka, peserta
didik sekarang bukannya peserta didik seperti dialami oleh pengembang kurikulum
kala menjadi peserta didik dahulu. Mendidik dan mempersiapkan peserta didik
untuk era mereka, bukan era kita.
Pengembangan kurikulum hendaknya tidak
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai hidup, tujuan
pendidikan nasional GBHN, peraturan pemerintah, dan juga hendaknya
memperhatikan perkembangan IPTEK dan karakteristrik peserta didiknya.
Pengembang
Kurikulum
Pihak-pihak
yang tergabung dalam Tim Pengembang Kurikulum biasanya berbagai ahli pada
lembaga pendidikan yang relevan, sebagai nara sumber yang ada dinas pendidikan,
pendidikan tinggi, pendidikan dasar menengah, guru ahli. Pihak-pihak berada
pada posisi produsen. Ada juga nara
sumber yang didatangkan dari berbagai perusahaan, perindustrian, bank, BUMN,
dinas terkait sebagai konsumen.
Kemudian nara sumber yang memposisikan
diri di pihak ahli adalah: pedagang,
psikologi, filosof, sosiolog, metodolog, tekhnolog pendidikan, ahli program
studi yang terdapat pada kurikulum yang akan dikembangkan. dan Jangan lupa
pihak yang paling berkepentingan dalam proses pengembangan tersebut yaitu
Pendidik seperti guru senior, pamong, tutor, dosen, widyaiswara.
Beberapa faktor yang sangat
berpengaruh terhadap perubahan-perubahan yang mengarah kepada terjadinya
pengembangan kurikulum biasanya adalah: Politik pendidikan, faktor ini
merupakan relasi proses munculnya tujuan pendidikan dengan cara-cara pencapaian
yang didasarkan kekuatan yang mengerakkan pengaruh. Perubahan kebijakan tentang
peran negara terhadap pendidikan. Pengaruh yang datang dari luar bidang
pendidikan bahkan luar kebijakan dan kekuatan juga merupakan faktor lain yang
terjadi pada terjadi perubahan kurikulum. Beberapa hasil penemuan baru disegala
bidang dan aspek kehidupan merupakan faktor lain yang turut memberi andil dalam
proses pengembangan tersebut. Pengaruh perkembangan sains dan teknologi
sehingga memposisikan kurikulum menjadi tertinggal dari jamannya.
Beberapa isu yang mendasari
pengembangan kurikulum dan sering
dilontarkan di kampus-kampus. Isu-isu tersebut berkaitan seputar kuantitas,
kualitas, relevansi, akuiti, produktivitas, masa depan, dan dinamika sistem
pendidikan tinggi. Kemudian pada pengembangan kurikulum, untuk setiap komponen
tidak selalu sama. Komponen yang sering terjadi pengembangan dalam adalah
struktur program dan silabus. Pada struktur
program yang selalu ikut mengalami perubahan terjadi pada munculnya mata
pelajaran baru dan hilangnya suatu mata pelajaran yang lama. Alokasi waktu juga
sering mengalami penambahan atau pengurangan untuk setiap mata pelajaran.
Sedang pada silabus terjadi pengembangan pada penyesuaian sumber belajar dan
media, metode dan strategi yang digunakan.
Pendekatan
Pengembangan Kurikulum
Kemudian
beberapa pendekatan yang mendasari pengembangan kurikulum adalah
pendekatan-pendekatan yang berdasarkan
materi, tujuan, kemampuan.
Pendekatan Berdasarkan Materi,
Pendekatan
ini merupakan pendekatan yang paling pertama dan utama dilakukan. Salah satu
kemampuan guru dalam memainkan perannya sebagai informator dapat dilihat
bagaimana ia memilih dan menentukan materi. Pemilihan materi merupakan inti
dari proses belajar-mengajar. Pembahasan seputar pengembangan kurikulum utamanya
pembahasan bagaimana sumber belajar dapat berkembang. Para ahli seperti Roger
mengungkapkan langkah-langkah perencanaan dan pengembangan kurikulum yang
materinya menuju ke tujuan pendidikan adalah tentang bahan apa yang akan
diajarkan, untuk mengetahui berhasil tidaknya proses belajar, diukur dengan
seberapa jauh siswa dapat menguasai bahan; bagaimana cara mengetahui hasil
belajar; bagaimana cara mengajar yang baik; cara pengorganisasian bahan
pelajaran; buku sumber yang relevan; media yang tepat; dan tujuan pendidikan.
Pendekatan Berdasarkan Tujuan,
merupakan
pengembangan kurikulum yang berdasarkan
pendekatan tujuan pendidikan yang telah dicantumkan terlebih dahulu.
Tujuan pendidikan di Indonesia tertera
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) menuju Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP/silabus). Tujuan GBHN dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang
lebih terinci, yang akhirnya ketujuan
yang bersifat operasional. Dari tujuan yang bersifat operasional biasanya berupa Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
inilah dicari topik-topik pembahasan
yang lengkap, yang nantinya akan menjadi GBPP. Akhirnya tersusunlah
kurikulum dengan silabus (GBPP) yang terurai. Langkah-langkah berikutnya dari Tujuan Instruksional Umum (TIU)
ke TIK kemudian dijabarkan pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau Satuan Aktivitas Perkuliahan (SAP).
Pendekatan berdasarkan kemampuan,
Pendekatan
ini sebetulnya sama dengan pendekatan berdasarkan tujuan. tetapi lebih
operasional. Bagaimana kegiatan pembelajaran beraakhir menuju kemampuan yang ditetapkan sebagai standar
kelulusan lembaga pendidikan tersebut.
Pengembangan
Kurikulum
Pada
Tingkatannya.
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Nasional.
Kaadaan Indonesia yang beragam etnis, kultur, geografis, demografi, adat
istiadat, bahasa, kebudayaan dan lain sebaginya, maka di Indonesia ada
kurikulum nasional dan lokal. Disekolah dalam lingkungan Dinas Pendidikan
ada kurikulum yang diberikan secara
nasional, evaluasinya diselenggarakan dalam bentuk EBTANAS atau kini UN. Sedang
yang mengacu pada kurikulum lokal, evaluasinya
diselenggarakan dalam bentuk EBTA. Untuk Pendidikan Agama kurikulumnya
dari pusat, tetapi ujiannya melalui EBTA karena Pendidikan Agama tidak hanya
bersifat kognitif saja, tetapi lebih diutamakan adalah pada pembentukan watak
yang Agamis.
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Lokal. Sasaran
Pengembangan kurikulum tingkat lokal; Penyusunan kurikulum Muatan Lokal; Berbagai
kegiatan Penataran, seminar, KKG, K3S dan lain-lain; Berbagai kegiatan yang
mendukung profesi kependidikan; Proyek
pendidikan bersifat lokal
Pengembangan Kurikulum Tingkat
Sekolah. Yang
dikembangkan antara lain; Untuk pendidikan tinggi terutama pada Tri Dharma
Perguruan Tinggi (Program pendidikan, penelitian dan pengabdian); Untuk
pendidikan menengah kebawah, sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang bersifat ekstra kurikuler dan
berbagai kegiatan akademik yang
dikoordinasi oleh sekolah misalnya
kursus komputer, bahasa Inggris, Matematika dan lain-lain.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Kelas. Pengembangan
kurikulum di tingkat kelas ini sangat dipengaruhi oleh kreativitas guru untuk
melaksanakan proses pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas siswa dan
menjadikannya pembelajaran yang bermakna. Meskipun kurikulum tertulis sudah
sangat bagus. Namun ditangan guru yang kurang
kreatif maka hasilnya tidak banyak mampu memberikan pengaruh berarti.
0 komentar:
Posting Komentar