cacapan acan
pirik
mantah
CACAPAN
acan pirik mantah, bagi sebagian besar ‘urang banjar’ merupakan teman yang wajib
hadir dikala makan. Hadir di atas meja makan atau tikar purun sebagai alas makan untuk lesehan. Cacapan acan pirik mantah ini sebenarnya lebih mirip sambal yang
sering kita temukan diberbagai daerah. Namun kekhasan ‘Cacapan Acan Pirik
Mantah’(selanjutnya kita sebut ‘Capik Man’)
ini tampak pada rasa hasil olah kelihaian penyajinya yakni si pengolek (nang memirik).
Sesungguhnya cara membuatnya cukup sederhana, bahan yang
digunakan pun ada disekitar rumah kita. Namun rasanya, hem bisa membuat penikmatnya jadi keringatan,
muka merah padam, bibir lidah kepanasan, minta ampun tetapi dijamin houh... pasti ketagihan.
Bahan-bahan yang digunakan seperti
kebanyakan sambal yaitu,
ð lombok parawit
/cabe rawit
ð bawang habang
/bawang merah
ð uyah/garam
ð gula
ð vitsin/penguat
rasa/penyedab rasa/MSG (mononatrium glutamate murni)
ð acan babanam/
terasi bakar;
ð bahan
tambahan bisa rajangan buah mangga balahan atau mangga muda, atau perasan jeruk
nipis, limau kuit, jeruk purut, belimbing tunjuk, binjai dll.
Alat yang dipakai untuk mengolek
pun mudah kita temukan:
ð kolak
ð cubik
ð senduk
Cara menyiapkan ‘Capik
Man’, nah ini, Pertama bakar acan atau terasi di atas bara, sambil
menuggu siapkan cubik dan kolak bersih, masukan beberapa biji lombok parawit atau cabe rawit di
atasnya. Jumlah cabe sesuaikan dengan selera pedas Pian (Anda). Belasan, puluhan, ratusan bahkan dalam jumlah leteran
(1 leter). Kemudian campurkan semua bahan tadi yakni garam, gula, vitsin,
bawang merah dan acan babanam atau
terasi bakar tadi. Takaran masing-masing bahan tergantung banyak cabe yang
digunakan bahkan selera kita. Suka pedas asin, kurangi gula, jika suka pedas
manis tambahkan gula.
Contoh perbandingan bahan yang digunakan untuk sajian 4
orang. Kita menggunakan belasan cabe. Maka takaran bahan yang digunakan adalah
sebagai berikut:
ð
1 senduk makan, gula;
ð
¼ senduk teh, garam;
ð
¼ senduk teh, vitsin;
ð
1 biji bawang merah;
ð
sebesar biji jagung, acan babanam atau terasi bakar
Ulak sampai halus dan semua
bahan tercampur merata. Namun sebagian ada juga yang lebih suka ulakan yang
kasar. Tidak semua bahan dihaluskan hanya sekedar bercampur saja.
Pemilihan jenis cabe pun tergantung selera. Ada yang khusus
memilih cabe yang masih mentah, untuk mendapatkan aroma khas cabe mentah dan pesona
warna hijaunya. Sebagian lebih cenderung mengambil cabe yang matang untuk
mendapatkan aroma dan kesan tertentu. Tidak jarang mencampurkan cabe mentah dan
matang, bahkan ada juga memasukan tangkai cabe atau tangking pada lombok. Untuk alasan tertentu.
Bahan boleh sama, perbandingan campuran juga bisa saja
sama. Tetapi siapa yang mengolek, ini yang paling menentukan rasa. Uniknya di
masyarakat banjar hasil ulakan sambal
acan babirik katanya turut
menentukan karakter pengoleknya. Terutama bagi orang tua yang ingin memilih
menantu. Loh kok bisa begitu? Mengapa demikian? Apa hubungannya kawin dengan cacapan acan pirik mantah?
Memang cacapan acan
pirik mantah, membutuhkan tangan cekatan untuk mendapatkan rasa yang pas
dengan selera kebanyakan. Rasa yang pas sangat ditentukan oleh ‘jam terbang’
(wuih kaya pilot saja) pengoleknya. Semakin sering seseorang mengolek sambal
semakin tahu persis perbandingan yang pas dengan selera. Selain itu
kecenderungan rasa cacapan juga dapat memberikan informasi perasaan atau
suasana hati pengoleknya saat itu. Kalau cenderung terlalu asin dipahami yang
bersangkutan lagi kasmaran. He he ada-ada saja.
‘Capik Man’ cocok
menjadi teman akrab panganan kita. Bisa dengan lalapan pucuk gumbili (daun singkong rebus), pucuk kustila (daun pepaya rebus), tarung pipit dan tarung hintalu (mata sipit babini talu he he)rebus,
tarung panjang basanga atau baparung (goreng atau di panggang), kacang
panjang.
‘Capik Man’ rancak
(sering) juga menjadi sasaran pulir
(cocol) oleh iwak babanam (dibakar) atau
baparung (dibakar tanpa dikuliti) seperti pupuyu babanam, haruan panggang,
tauman panggang, pintit babanam, pepesan (iwak bapais), sapat siam
baparung.
‘Capik Man’, bisa
gaul juga dengan yang namanya gorengan atau nang
saraba basanga (digoreng) atau
guguduh. Guguduh pisang (pisang goreng), guguduh gumbili (ubi goreng), kurkit
(kroket), timpi wan tahu basanga (tempe dan tahu goreng), bakwan,
dan... dan... guguduh batilanjang
(maaf yang dimaksudkan pisang goreng tanpa tepung).
‘Capik Man’,
juga tidak berdosa jika disandingkan dengan buah-buahan segar bahan campuran
rujak. Dengan atau tanpa kecap manis, pisang mentah, kedondong, timun, semangka,
nanas bisa kita pancuk / rujak. Atau tidak
salah juga kalau ada memanfaatkan ‘Capik
Man’, dengan kerupuk iwak pipih,
karupuk iwak haruan, karupuk gumbili,keripik kentang bahkan amplang.
Lalu apa hubungannya cara membuat ‘Capik Man’ dengan cara mertua mencari menantu? Coba kita kilas
balik uraian di atas tadi. Bahwa rasa ‘Capik
Man’ yang khas baru akan muncul dari sebuah upaya yang berkesinambungan.
Terus menerus, konsisten simbol prilaku pribadi yang ulet atau saing ujar urang banjar. Semakin rancak atau sering seorang galuh (gadis) membuat ‘Capik Man’ itu berarti dia sering
berada di dapur alias suka masak, hebat memasak (harat bamasak).
Mertua mana yang tidak akan sayang dengan menantu suka
masak, lihai meramu sajian dapur. Mertua pasti merasa yakin anak-cucunya akan
sehat wal afiat jika diasuh dan dibesarkan oleh ibu yang suka memasak. Kemudian
mengenalkan dan mengajarkan mengolah rempah-rempah dapur atau bumbu-bumbu
masakan kepada anak-anaknya.
Mertua mana yang tidak senang jika menantunya suka
menyajikan masakan sendiri ketika mereka bertandang ke rumah anak menantu. Mertua
mana yang tidak sayang jika menantu suka menyiapkan panganan sebagai buah
tangan mertua saat mau pulan. Apalagi suka mengantar masakan ke rumah mertua. Wuih...
hebat...lihai mengelola dapur, lihai juga mengelola sumur, lihai juga mengelola
kasur...lihai mengolah’Capik Man’,
dianggap lihai pula mengelola keluarga.
Kelihaian mengolah ‘Capik
Man’ berarti lihai memadu padankan panganan yang ada disekitar untuk di
olah sebagai bahan sajian di meja makan. Ini tentu berhubungan dengan kemampuan
mengelola keuangan rumah tangga. Prilaku arif seorang perempuan tercermin
bagaimana dia menjaga harta keluarga dan kehormatan diri. Bukan prilaku konsumtif
dan sikap malas mengolah masakan sendiri bagi sebagian wanita. Hal ini sering menjadi
salah satu pemicu kondisi berseberangan dengan mertua perempuan. Nah tu, Capek
Kan![Ç@K]
0 komentar:
Posting Komentar