SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S



34.

 29 Penyakit
Yang Diderita Sebagian Guru



SEPERTI yang telah kita singgung di bagian awal pembahasan ini bahwa kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan akademis dan hanya dapat dilakukan oleh profesional. Tanpa kecuali, namun faktanya tidak sedikit guru yang belum mampu mencerminkan kedua karakteristik tersebut. Masih ada guru yang belum memahami dan mengenali kurikulum di sekolahnya. Kedua “sosok” ini posisinya seperti sering tidak terhubung. Padahal inti dari implementasi kurikulum tertumpu pada kemampuan guru melakukan pembelajaran sebagai kegiatan akademis yang harus dilakukan secara profesional.
          Jika negeri ini ingin sehat, pendidikannya pun mesti sehat. Jika pendidikannya ingin sehat kurikulumnya harusnya sehat. Kurikulum sehat terlahir dari sekolah yang sehat. Sekolah sehat produk dari guru-gurunya yang sehat pula. Tetapi lihatlah faktanya disekitar kita saja, berapa banyak guru yang sehat. Sehat lahir batin. Dan berapa banyak guru-guru kita saat ini sedang yang kurang sehat. Mereka memiliki beragam penyakit yang sulit disembuhkan. Bahkan sulit ditemukan dalam literatur medis, seperti:

1. Asam Urat
(Asal Sampai Materi Upaya tidak akuRat);
Asam urat bukan merupakan penyakit popular tetapi jangan kita kita penyakit ringan. Jika lagi meradang sungguh rasa sakit tak terperikan, nyeri, ngilu, linu, kesemutan, bahkan sampai terjadi pembekakan. Dan yang diserang biasakan beberapa bagian kaki dan lengan. Penyakit ini akan menjadi pemicu timbulnya penyakit baru seperti hipertensi, diabetes, ginjal dan obesitas. Penyakit yang disebabkan oleh konsumsi berlebihan terhadap zat-zat purin, yang menyebabkan peningkatan kadar asam dan penumpukkan Kristal asam pada persendian karena ginjal gagal melakukan pembuangan.
          Sedangkan penyakit asam urat pada literatur pendidikan gejalanya terlihat pada guru yang tidak pernah memperbaharui materinya. Kurang membuka wawasannya. Jarang melakukan update terhadap sumber belajar, guru seperti ini biasanya enggan menambah aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau pembelajaran, kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan, seperti membaca buku, atau mengikuti kegiatan seminar, pelatihan dan sebagainya.
2. Asma (Asal Masuk);
Asma adalah istilah lain dari penyakit bengek  dari literatur medis untuk penderita yang mengalami kesulitan bernafas atau “sesak nafas”.  Asma dalam konotasi penyakit guru adalah perilaku asal masuk kelas atau masuk kelas asal-asalan, masuk kelas tanpa perencanaan; masuk sekolah hanya karena absensi. Penyakit yang satu ini sepertinya penyakit “menahun” atau telah berlangsung bertahun-tahun. Penanganannya agak serius, membutuhkan banyak pembinaan, pelatihan bahkan pendidikan. Bagaimana memperbaiki cara berpikir guru yang mengidap penyakit ini. Bahwa guru sebagai agen perubahan sudah merupakan keniscayaan untuk melakukan perubahan pada diri mereka. Guru harus tetap belajar untuk dapat melaksanakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
3. Batuk  (Banyak Ngantuk)
Batuk merupakan penyakit yang terjadi pada jalan pernafasan atau paru-paru yang kerap menimbulkan rasa gatal pada tenggorokkan sehingga merangsang penderita mengeluarkan bunyi keras, seperti “menyalak”.  Namun batuk dalam istilah banyak ngantuk, lain lagi penyakit ini menyerang konsentrasi guru dalam menjalankan setiap kegiatan pembelajaran yang disebabkan oleh konsentrasi mata yang melemah, yang mendorong seseorang guru tertidur di kelas. Guru seperti ini kemungkinan terlalu banyak melakukan kegiatan dimalam hari, atau kegiatan yang terlalu banyak menyita aktivitas fisik. Guru harus mampu mengelola waktu, membagi waktu dengan aktivitas lain, tetap menempatkan sekolah sebagai prioritas utama bukan malah kegiatan sampingan;
4. Diabetis
 (Didik anak belajar tanpa inovasi strategis);
Diabetes, kita kenal sebagai penyakit gula darah. Ketika tubuh penderita tidak bisa secara otomatis mengendalikan tingkat gula (glukosa) dalam tubuhnya. Diabetes merupakan gangguan metabolisme (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh tubuh. Pada tubuh sehat, pangkreas melepas hormon insulin yang bertugas mengangkut gula melalui darah ke otot-otot dan jaringan lainuntuk memasok energi. Pada penderita hal itu tidak efektif terjadi. Penyakit ini kini menjadi epidemi yang paling paling menakutkan. Penyebab utamanya adalah pola makan dan gaya hidup yang serba capat penuh tekanan.
          Diabetes dalam konteks pembelajaran adalah  prilaku guru yang masih menggunakan pola-pola pembelajaran dan gaya mengajar yang siap saji. Tanpa menghiraukan pencernaan berpikir peserta didiknya. Guru yang mengidap penyakit ini, sudah tergolong yang aktif masuk kelas tetapi belum memiliki kemampuan menyeimbangkan menu belajar dengan menggunakan strategi sebagai insulin.

5. Diare
 (Di kelas anak-anak remehkan);
Diare merupakan penyakit yang terjadi karena adanya peningkatan  volume, keenceran dan/atau frekuensi lebih pada “B-A-B” dalam satu hari. Terjadinya infeksi pada pencernaan yang disebabkan bakteri, virus atau parasit sehingga menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Hingga menjadikan penderita gelisah, rewel, muntah-muntah, rasa haus, menurunnya nafsu makan. Konotasi “diare” pada penyakit guru diremehkan peserta didik di kelas, kebanyakan disebabkan oleh kegelisahan guru ketika berada di kelas, sebentar keluar sebentar masuk kelas yang disebabkan oleh urusan lain. Seperti menjawab panggilan “hp” atau panggilan kebutuhan lain seperti: tukang sayur dan ikan atau acara-acara lain. Sehingga peserta didik hanya menyaksikan kesibukkan guru yang tidak ada hubungan dengan mereka. Mereka merasa telah diabaikan. Jika pun bertahan atau betah di kelas guru hanya marah-marah untuk hal-hal sepele. Bahkan sering menunjukkan sikap seperti kehilangan gairah mengajar, Kondisi ini yang menyebabkan peserta didik kehilangan rasa percaya kepada guru tersebut. Mereka akhirnya meremehkan guru tersebut dan menganggapnya tidak lagi layak menjadi guru mereka.
6. Ginjal
 (Gaji nihil, ngajar lemes/lalai-gaji nihil
jarang aktif amat lambat);
Penyakit ginjal, merupakan penyakit yang menyerang buah pinggang yakni sepasang organ tubuh yang berbentuk seperti biji kacang merah yang terletak di dekat tulang belakang. Organ ini berfungsi mengeluarkan atau memisahkan produk buangan metabolisme dari darah. Akan halnya ‘ginjal’ yang disebabkan oleh gaji nihil, hinga menyebabkan mengajar menjadi lemes atau lalai-atau juga gaji nihil menyebabkan jarang aktif  mengajar amat lambat dalam melaksanakan pembelajaran.



7. Hipatitis
 (Hampa inovasi, tanpa perkembangan
aktual, tetap statis/teguh pada tradisi);
Hepatitis sering dikenal dengan penyakit kuning. Penyakit yang menyerang organ liver (hati) hingga terjadi peradangan. Gangguan pada organ hati (liver) biasanya terjadi secara laten alias sulit terdeteksi. Organ hati (liver) tidak memberikan gejala maupun tanda yang spesifik jika terjadi gangguan, kecuali jika gangguan yang terjadi telah cukup parah.
          Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total. Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis). Tingkat keparahan hepatitis bervariasi, mulai dari kondisi yang dapat sembuh sendiri secara total, sampai pada kondisi yang mengancam jiwa disebabkan gagalnya fungsi hati (liver). Serangan hepatitis akut dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap. Biasanya, hepatitis akut berlangsung dalam periode 1 hingga 2 bulan. Kerusakan akibat hepatitis akut biasanya hanya mengenai sebagian kecil jaringan hati saja. Namun jika daya tahan tubuh pasien dalam keadaan buruk hepatitis akut dapat mengancam jiwa.
          Faktor penyebab penyakit ini adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan atau kehadiran parasit dalam organ tubuh.       
          Hipatitis yang disebabkan oleh hampa inovasi, tanpa perkembangan aktual, tetap statis/teguh pada tradisi ini menjadikan guru seperti kehilangan darah dan peserta didik kehilangan gairah belajar. Jika kondisi ini dibiarkan hingga kronis tentu juga akan mengancam jiwa dan semangat belajar. Dan penyakit ini haruss segera diatasi atau dikendalikan karena menular.

8. Hipertensi
(Hiruk pikuk persoalkan tunjangan sertifikasi);
Hipertensi, merupakan penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah atau denyut jantung yang lebih tinggi dari normal karena disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah. Hipertensi dapat juga disebabkan oleh gangguan lainnya. Hipertensi merupakan penyumbang utama penyakit stroke, serangan jantung dan gagal jantung dan ginjasl kronis.
Hipertensi yang satu ini disebabkan oleh hiruk pikuk guru yang mempersoalkan tunjangan sertifikasi yang terlambat turun. Ada juga mempersoalkan rumit dan panjangnya prosedur untuk mendapatkan sertifikat pendidik. Kondisi ini kadang mengganggu proses pembelajaran.

9. Kram Kesemutan
(Kurang terampil, suka kesel dan mut-mutan);
Kram Kesemutan, Kram terjadi pada otot kaki dan perut yang disebabkan oleh kejang. Sedang kesemutan kondisi berasa ‘senyar’ atau ‘’geranyam’ pada anggota badan, seperti digigit semut, terutama pada kaki dan tangan. Kondisi ini biasa disebabkan oleh kelamaan duduk tanpa bergerak atau sedang tertekan. Terlalu lama bersimpuh dan sebagainya.
Kram Kesemutan yang disebabkan oleh  kurang terampil, suka kesel dan mut-mutan ini akan menyebabkan peserta didik yang tertekan, Kondisi ini jika berlangsung lama akan menjadikan kelas bagaikan penjara. Imajinasi peserta didik terbelenggu, kreativitas mereka akan terhambat, dan perasaan senang mereka menjadi terpenjara.

10. Kudis  
(Kurang disiplin)
Kudis dalam kamus medis adalah penyakit kulit yang gatalnya minta ampun. Penyakit ini menular karena disebabkan oleh sejenis tungau (sercoptes scabeis) pada ternak domba dan sapi yang menular kepada manusia. Kudis jika dibiarkan akan menjadi tokak (penyakit kulit yang barbau busuk pada kaki atau borok) Kudis menjadi tokak sering diartikan sebagai perkara kecil bisa menjadi perkara besar.
          Kudis atau kurang disiplin dalam kamus paedagogis juga merupakan penyakit kulit. Bikin gatal kepala sekolah, orang tua dan masyarakat. Lebih-lebih guru lain atau sejawat yang satu team/satu sekolah. Penyakit ini bikin semua pihak pusing dan jijik jika berlangsung lama. Kurang disiplin juga merupakan kebiasaan guru yang dapat menular kepada guru yang lain. Teladan yang sangat buruk bagi peserta didik, mereka dipaksa disiplin tapi guru malah memberi contoh pelanggarannya. Kurang disiplin sebenarnya perkara kecil tetapi jika dibiarkan dan menular akan menjadi perkara besar. Penyakit ini menyebabkan penderitanya kehilangan rasa malu.

11. Kurap
(Kurang persiapan/perhatian juga kurang rapi),
Kurap penyakit kulit semacam kudis yang sangat gatal. Kurap dalam makna kurang persiapan dapat membuat gatal kepala peserta didik. Karena mereka dibuat gerah dan tidak nyaman oleh kegiatan tanpa arah. Kegiatan pembelajaran yang membuat peserta didik kurang mendapat perhatian. Kebutuhan belajar mereka terabaikan, harapan mereka tidak terpenuhi. Minat, bakat, kecepatan dan kecenderungan mereka lainnya tidak mendapat layanan.
Kurap dalam makna kurang rapi juga membuat peserta didik tidak yakin akan kemampuan guru mereka. Penampilan yang asal-asalan mengurangi kewibawaan guru dihadapan siapa pun lebih-lebih peserta didik. Penampilan guru yang kurang rapi akan mengurangi kepercayaan diri bagi guru itu sendiri. Demikian juga bagi peserta didik mereka menjadi kurang menaruh hormat kepada guru dengan penampilan asal-asalan. Bukankah penampilan cermin kepribadian  seseorang?

12. Kusta (kurang strategi)
Istilah ‘kusta’ berasal dari bahasa Yunani yang berarti sisik ikan sedang dalam bahasa Sansekerta yakni kushtha yang berarti kumpulan gejala-gejala kulit
Kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga Murbos Hansen merupakan penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan bakteri mycrobacterium leprae, atau kuman aerob tidak membentuk spora dikenal sebagai “basil tahan asam”. Tipe kusta berbeda pada setiap individu.
          Istilah ‘kusta’ yang berarti kurang strategi terjadi pada guru ini tidak disebabkan oleh bakteri atau kuman, tetapi dikarenakan oleh infeksi daya tahan yang melemah terhadap serangan virus malas. Malas mencari mengumpulkan materi dari beragam sumber belajar. Malas juga menentukan strategi yang tepat untuk menyampaikannya. Strategi yang jitu memudahkan guru melaksanakan proses pembelajaran yang bermakna Bukankah materi penting harus disampaikan melalui strategi yang penting pula.
13. Lemah Lesu (lemah sumber belajar);
Lemah lesu, tidak kuat, tidak bertenaga, tidak tegas, kurang gairah dan kehilangan semangat menjalani hidup. Disebabkan oleh lelah, letih, banyaknya aktivitas atau terbiasa tidak memiliki aktivitas. Lemah Lesu yang disebabkan oleh lemahnya sumber belajar, menyebabkan gairah guru mengajar dan gairah peserta didik berlajar menurun. Guru kekurangan bahan informasi sebagai sumber belajar yang dapat mendukung materi yang sedang dibahas. Lemahnya sumber belajar menyebabkan proses pembelajaran kehilangan semangat untuk menemukan, kehilangan jiwa untuk menghidupkan konsep atau teori. Dan kehilangan kekuatan untuk menghubungkan pengetahuan akademik dengan pengalaman emperik peserta didik.

14. Liv(p)er
 (Lekas ingin pergi)
penyakit liver merupakan gangguan fungsi organ hati (liver) biasanya terjadi secara laten alias sulit terdeteksi. Organ hati (liver) tidak memberikan gejala maupun tanda yang spesifik jika terjadi gangguan, kecuali jika gangguan yang terjadi telah cukup parah.  Gagalnya fungsi hati (liver) bisa menyebabkan serangan pada hepatitis akut dan dapat terjadi tiba-tiba tanpa gejala awal atau bertahap.
          Faktor penyebab penyakit ini adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan atau kehadiran parasit dalam organ tubuh.       
          Liv(p)er yang diplesetkan sebagai penyakit guru yang suka pergi-pergi meninggalkan kelas dan sekolah, ingin lekas pulang, atau membuat-buat kegiatan di luar sekolah yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan.

15. Memelas
(Malas membaca apalagi menulis)
Memelas merupakan sifat yang ingin dikasihani. Sifat yang menimbulkan belas kasihan. Sifat yang mengharapkan kepedulian orang lain kepadanya agar memberikan sesuatu. Memelas sering dilakukan oleh pengemis, peminta-minta dan lain-lain. Akan halnya ‘memelas’ dalam konteks penyakit guru yang malas membaca apalagi menulis, merupakan sikap guru yang menghilangkan makna perannya sebagai informator. Bagaimana guru dapat memberikan informasi yang lengkap dan berimbang jika ia sendiri malas mencari informasi. Informasi yang terlengkap dan akurat sering didapat dari buku. Buku merupakan sumber informasi. Membaca apa yang tertulis dan menulis apa yang dibaca merupakan bagian dari sekian banyak peran guru. Membaca beragam literatur untuk meningkatkan mutu pembelajaran juga hal yang mesti dilakukan. Mencermati secara sistematis seluruh proses pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan upaya guru untuk mengembangkan profesinya. Membuat perencanaan, kemudian melaksanakan dan dilanjutkan dengan menulis laporan, Menulis akhirnya merupakan keterampilan yang harus dilatih dan dibiasakan terus menerus oleh guru.

16. Mencret
(Mengajar dengan ceramah terus)
Mencret, sering buang air besar atau ‘B-A-B’, mules. keadaannya sama dengan diare. Diare yang merupakan penyakit yang terjadi karena adanya peningkatan  volume, keenceran dan/atau frekuensi lebih pada “B-A-B” dalam satu hari. Terjadinya infeksi pada pencernaan yang disebabkan bakteri, virus atau parasit sehingga menyebabkan kekebalan tubuh menurun.
Mencret yang dikonotasikan sebagai penyakit guru yang berkaitan dengan metode ini lain lagi. Mengajar dengan metode ceramah terus. Metode tertua ini bukan berarti harus ditinggalkan tetapi mesti dikolaborasi dengan metode lainnya. Metode ceramah tidak bisa ditinggalkan, namun metode ini tidak baik jika digunakan tanpa dikombinasi metode lainnya. Akan membuat peserta didik cepat bosan, jenuh dan ngantuk akhirnya kegiatan pembelajaran tidak menyenangkan. Bukankah untuk dapat terlibat bersama anak-anak kita harus memasuki dunia anak. Pintu untuk memasuki dunia anak adalah bermain, bernyanyi, bercerita, bersenda gurau, berdarmawisata, berdiskusi, berfantasi dan lain sebagainya. Metode-metode itulah yang mestinya mendampingi metode ceramah.
17. Mual (Mutu amat lemah);
Mual adalah keinginan hendak muntah, yang disebabkan oleh banyak hal yang tentunya tidak menyenangkan. Mual yang disebabkan oleh mutu atau kualitas diri yang lemah sering menyerang profesional yang tidak siap meningkatkan kualitas diri, baik secara akademis maupun peningkatan kinerja sebagai profesional. Hingga akhirnya menjadikan profesinya sebagai bentuk ibadah; menjadikan tugasnya sebagai bidang pengabdian;  menjadikan sekolah dan kelas sebagai medan perjuangan; menjadi kegiatannya sebagai cara terindah menjemput rejeki dan cara terbaik untuk berbagi; menjadikan usahanya sebagai upaya mengharmoniskan kehidupan, menjadikan mendidik sebagai upaya mengharmoniskan kehidupan; menjadikan guru sebagai jalan menuju kebahagiaan.

18. Panu atau Panau
(Penampilan artis norak,narsis dan urakan atau
Penampilan aksi nalar ugly (jelek)
Panu atau Panau, adalah noda atau bercak-bercak putih pada kulit manusia yang biasanya terasa gatal kalau berkeringat. Panu ada bermacam-macam jenisnya, ada panu besi, panu bunga, panu lekir, dan panu mangkarung. Panu pada penyakit sebagian guru yang terlalu berlebihan dalam memperhatikan penampilannya, bak artis sehingga terkesan norak, narsis, sebagian seperti urakan.  “Panu” dalam konteks “penampilan bak artis”, dilakukan guru pada saat melaksanakan tugas pembelajaran, sehingga menyedot seluruh perhatian peserta didik, hampir tidak tersisa untuk materi pembelajaran. Guru “panu” ini lebih memperhatikan materi penampilannya ketimbang materi pembelajarannya. Lihatlah bagaimana ia memilih pakaian dan cara mengenakannya.

19. Pegal (Penganut aliran galau)
Pegal, nama kondisi ketidaknyamanan akibat tulang atau sendi yang berasa kaku. Terlalu banyak bekerja, akan tetapi guru yang menderita “pegal” - penganut aliran galau ini tergolong guru yang terlalu banyak masalah. Semua bagi guru ini dijadikan masalah. Hampir semua kondisi dan keadaan apa pun membuat guru ini tidak nyaman. Sehingga keberadaannya tidak jarang dapat merusak keadaan, baik di kelas, di ruang guru, di kantin, di parkir, maupun dipertemuan-pertemuan. Kahadirannya sering membawa masalah bagi guru, peserta didik bahkan orang tua dan masyarakat.


20. Prostat (Program dan strategi tidak tercatat)
Prostat, merupakan penyakit yang menyerang kelenjar kemih alat vital pada laki-laki tua sehingga menghambat buang air seni. Prostat letaknya melingkari bagian atas aliran kandung kemih, yang berfungsi sebagai pengatur jalan antara air kencing dan air mani. Prostat yang disebabkan oleh lalainya guru mencatat program dan strategi pembelajaran, sehingga menghambat keluarnya informasi tentang pencapaian hasil belajar. Keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan proses pembelajaran tidak pernah dicatat, direkam untuk bahan analisis perbaikan atau upaya peningkatan. Padahal jika ini dilakukan sejak dini akan menjadi cikal bakal atau dasar penelitian tindakan kelas (PTK). dan hasilnya dapat dilaporkan atau dipublikasikan sebagai bagian dari pengembangan profesi guru.

21. Rematik (Rendah motivasi anak tidak simpatik)
Rematik, adalah penyakit yang ditandai oleh rasa nyeri atau radang pada otot, sendi-sendi, atau jaringan-jaringan badan, encok, rasa sakit pada otot dan tulang. Rematik yang merupakan penyakit akibat rendahnya motivasi guru terhadap peserta didik hingga mereka menjadi tidak simpatik. Rendahnya motivasi dari guru menyebabkan anak kehilangan gairah untuk belajar, kehilangan semangat untuk masuk kelas bahkan kehilangan motivasi untuk ke sekolah. Jika demikian keberadaan gurunya pun akhirnya tidak berpengaruh positif bagi anak. Dan anak menjadi kurang simpatik terhadap guru demikian.

22. Sariawan
(Siapkan anak ringkasan, aman waktu ulangan);  
Sariawan, penyakit yang menyebabkan panas dalam, bibir pecah-pecah atau kekurang vitamin C, sedangkan  Sariawan’ yang disebakan oleh guru yang masuk kelas hanya dengan catatan, atau ringkasan untuk kepentingan ulangan, bukan pengalaman belajar, juga membuat peserta didik merasa panas berada di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran kekurangan energi, karena menu pembelajaran tidak menarik lagi menyehatkan fantasi anak.

23. Selesma (Sangat lemah sekali membaca);
Selesma, adalah sakit yang disebabkan kedinginan sehingga  dapat menyebabkan flu, pilek deman dan sakit kepala.
Membaca dan menggali informasi seharusnya sudah menjadi kebutuhan siapa saja yang akan menyampaikan informasi. Terlebih guru, yang tidak hanya sekedar menyampaikan informasi melainkan mengolah dan mengelolanya agar diterima dan dicerna peserta didik sebagaimana mestinya sesuai kondisi dan kemampuan mereka. Tidak hanya itu guru juga mesti menggali informasi agar dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, menghangatkan, serta memberi makna bagi pengalaman belajar peserta didik.

24. Sembelit (sedikit menggali beragam literatur)
Sembelit, gangguan pencernaan yang mengakibatkan sulit B-A-B (buang air besar) karena tersumbat kotoran keras dimuka saluran usus. Membaca dapat menambah wawasan kita, membuka cakrawala berpikir. Guru yang enggan menggali beragam literatur untuk menambah wawasan tentang materi yang diajarkan, akan menyumbat informasi yang harus disampaikan kepada peserta didik.
25.Stroke  
(suka telat, suka merokok, suka kelayapan);
Stroke, atau Cerebrovasculer  Accident (CVA) adalah suatu kondisi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusak dan mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat meyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. ‘Stroke’ yang disebabkan oleh kondisi guru yang suka telat datang, telat melaksanakan tugas, suka merokok, dan suka kelayapan akan meyebabkan pasokan informasi ke jaringan kelas menjadi terganggu. Guru lebih suka berada di luar untuk hal-hal seperti merokok, kelayapan ke beberapa tempat yang tidak berhubungan dengan kepentingan sekolah dan kelasnya.

26. TBC (Tidak Bisa Computer)
TBC, nama popular dari tuberkulose, yakni penyakit yang menyerang paru-paru yang menular melalui basil TBC, gejalanya batuk kering dan batuk berdarah. Konon TBC juga dapat menyerang tulang dan darah. TBC, karena guru tidak bisa computer ini tidak terlalu berbahaya jika itu terjadi pada guru-guru senior yang usianya aktifnya akan berakhir segera (alias mau pensiun).  Tetapi sebaliknya amat berbahaya jika itu terjadi pada guru-guru muda yang  rentang karirnya masih panjang bahkan baru dimulai. Karena tugasnya sebagai pendidik tidak bisa dilepaskan lagi dengan ICT atau sains teknologi.

27. THT  (tukang hitung transport);
THT, adalah penyakit yang mengganggu Telinga Hidung dan Tenggorokkan. Tetapi THT, yang disebabkan oleh perilaku guru yang menggunakan telinga hidungnya untuk mendengar dan mencium dana atau sumber dana sekolah untuk kepentingan transport, dan menggunakan tenggorokkan untuk menyuakannya hasratnya kemana-kemana agar terdengar oleh banyak pihak bahwa ada yang tidak benar dengan keuangan sekolahnya. Informasi tersebut bisa jadi benar namun bisa juga fitnah. Segala sesuatunya selalu dihubung-hubungkan dengan transport. Pekerjaan yang disukai adalah menghitung dihitung transport

28. Tipus  (Tidak  punya selera mengajar);
Tipus. Tifus penyakit usus yang sangat menular, yang disertai demam dengan ruam-ruam pada tubuh dan gangguan atas kesadaran diri. Tipus yang diakibatkan karena tidak punya selera untuk mengajar ini juga merupakan penyakit yang menular. Disertai perasaan tidak senang dari sejawat dan masyarakat. Tipus jenis ini juga bisa menyebabkan gangguan atas kesadaran diri akan tanggung jawabnya mencerdaskan anak bangsa. Kesadaran bahwa tindakannya akan digugu dan ditiru oleh peserta didiknya.

29. Wasir (wawasan  sedikit rumpang/
wawasan sempit informasi rumit)
Wasir dikenal juga dengan nama lain bawasir (haemorroid), merupakan penyakit yang disebabkan oleh pembengkakan urat-urat pada ujung pelepasan (dubur). Puru sembelik atau dalam dubur. Tetapi wasir akibat wawasan sedikit rumpang atau ompong yang terjadi pada guru, jika dibiarkan tidak mengikuti perkembangan informasi akan menyebabkan kesulitan dalam menyampaikan informasi. Informasi yang disampaikan secara keliru atau cara penyampaiannya yang terbilang rumit. Kondisi ini disebabkan arus informasi tidak mengalami pembaharuan (up-date)

Salah satu obatnya adalah ASPIRIN (Ajari siswa dengan penuh inisiatif, reflektif, inovatif, dan inspiratif) bila sakit berlanjut hubungi dokter .

0 komentar:

Posting Komentar