SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S



18.
Dialog Manusia dengan
Tuhannya
(Perjalanan Terindah Atau Terendah)

Tuhan, sejak kecil aku telah mempercayai agamaku. Dan keimananku kuat kepada-Mu. Tapi itu karena aku menyukai surga dengan buah-buahannya. Air yang mengalir. Kenikmatan kolam susu dan bidadari yang memikat. Serta semua yang Engkau janjikan. Itu juga karena aku takut dengan sempitnya kubur, beragam binatang yang siap menggigit dan menyengatku. Aku takut kepada nerakamu. Apalagi malaikat penjaganya, yang kejam, dan tak mengenal HAM.
Aku sangat menyukai surga-Mu. Mendambakan fasilitasnya yang super mewah dan canggih. Pelayanananya yang memikat. Dan tak perlu bayar. Tapi akupun tak mau buru-buru pergi ke sana. Walau aku tidak paham dengan tujuan hidupku. Aku takut neraka. Tapi kadang yang kulakukan bukan berupaya menghindarinya.
Aku membaca Al-Qur’an tapi tak berusaha untuk memahaminya. Setiap aku membaca aku hanya paham bahwa disetiap hurufnya ada pahala. Aku tidak menyadari bahwa di dalamnya terdapat 6.236 pintu untuk mengenal kekuasaan-Mu.
          Rahasia dibalik ciptaan-Mu yang maha dahsyat itu, Alam semesta dan aku, yang disebut manusia. Proses alamiah dan ilmiah tentang sunnatullah. Tentang hukum relativitas waktu. Hukum gravitasi, hukum Dalton, hukum Archimides serta hukum-hukum alam lainnya. Hukum-hukum yang saling mempengaruhi. Seperti hukum sosial, hukum perdaganggan, politik, fiqih dan tata negara.

Setiap waktu aku sholat, tetapi disaat yang bersamaan aku lalai meminta, bahkan mengingat-Mu. Bulan ramadhan aku juga berpuasa. Menahan lapar dan haus. Juga yang membatalkannya. Atas tradisi-Mu. Tapi aku tak kuasa menahan gejolak nafsuku, dikala berbuka.
Aku menjadi orang baik-baik saja yang takut salah apalagi disalahkan. Aku bisa menyerang siapa saja yang mencoba menyalahkan aku yang telah mencoba baik-baik saja. Aku membela diri agar tetap diposisi yang baik. Aku sangat menjaga image. Aku mendatangi-Mu di siang-malamku. Bersimpuh seakan aku telah mengenal-Mu. Menangisi diriku. Menangisi nasibku. Kadang menangisi permohonanku yang tak kunjung Kau kabulkan.
Tapi kadang aku bangga melakukan maksiat. Kemudian kubasuh nodanya dengan sedekah dan perbuatan baik lainnya. Aku merasa baik-baik saja. Tapi aku juga merasa lelah dan gelisah. Aku merasa yang kulakukan tak sebanding dengan yang kuterima. Padahal aku telah bekerja keras. Bahkan tidak jarang aku harus menyelesaikan kekeliruan orang lain. Menanggung akibat yang bukan disebabkan olehku. Aku kerap menjadi tersangka padahal bukan aku pelakunya. Aku sangat peduli dengan diriku. Aku sangat aku sekali, Bahkan angkuh.
Betapa dulu aku kecil berharap usiaku bisa panjang. Seperti usia ayahku. Tapi kini aku takut itu terjadi. Ketika ternyata ayahku Kau jemput diusia 48 tahun, sedang kini aku telah berumur 43 tahun. Bukankah tinggal menghitung tahun? Lalu kuralat harapan itu dengan dengan doa agar Engkau memberiku usia panjang. Ya setidaknya 109 tahun. Aku takut dengan jemputan terakhir itu, karena dosa-dosaku, aku takut dengan jemputan terendah-Mu. Karena aku telah menjauhi-Mu.
Tapi kini, saat aku baru belajar mengenal-Mu. Setiap saat aku merindukan-Mu. Jemputan-Mu adalah perjalanan terindahku. Aku telah mencintai-Mu seluas hati yang telah kupersiapkan untuk-Mu. Raab Semesta Hatiku hanya untuk-Mu. Ya memang aku sangat mencintai anak istriku. Tetapi itu karena-Mu. Aku mencintai orang tuaku, hartaku, pekerjaanku, anak didikku, teman dan sahabatku, bahkan diriku. Itu juga karena-Mu semata. Ya Raaab, Terimalah ini sebagai pengabdianku kepada-Mu. Agar aku dapat mengecap kenikmatan untuk berjumpa dengan-Mu. Berada disisi-Mu adalah tujuan hidupku. Amiin.

0 komentar:

Posting Komentar