15.
Prinsip Motivasi dalam
Pembeljaran PAI
Prinsip-prinsip
kegiatan pembelajaran yang telah kita bahas di depan, harus kita barengi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip motivasi dalam pembelajaran PAI. Kesuksesan
kegiatan sangat tergantung pada faktor motivasi. Motivasi merupakan daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi menjadi faktor
yang sangat dominan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Ada dua jenis
motivasi yang diberikan guru, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa
(intrinsik) dan motivasi yang diakibatkan oleh rangsangan dari luar diri siswa
(ekstrinsik). Motivasi intrinsik dapat ditumbuhkan dengan menggugah kesadaran
dan mendorong rasa ingin tahu mencoba serta sikap mandiri dan ingin maju. Dan
motivasi ektrinsik dapat dikembangkan dengan memberikan penghargaan, ganjaran
atau sanksi.
Kurikulum PAI merupakan ujung tombak
untuk menghasilkan kualitas lulusan yang didambakan stakeholders. Mencetak lulusan yang trampil sesuai bidang
keahliannya, peserta didik diharapkan memiliki wawasan keislaman yang kuat dan
komitmen dalam menjalankannya. Tugas utama inilah yang diinginkan sekolah agar
citra ke depan lulusan sekolah mampu menunjukkan nilai plus di tengah-tengah
persaingan di masyarakat. Dengan mengacu pada pengalaman yang bertahun-tahun,
guru PAI harus berupaya memberi motivasi kepada peserta didiknya.
Upaya sekolah dalam membangkitkan
motivasi belajar PAI yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip motivasi sebagai
berikut:
Kebermaknaan,
Materi
PAI dikemas dengan pembelajaran yang menarik siswa. Cara ini untuk menghidupkan
motivasi belajar siswa agar materi yang dipelajari berguna atau penting
baginya. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan yang ada dalam dirinya, seperti
bakat, minat dan pengetahuan yang selama ini dimiliki. Untuk itu, kegiatan
pembelajaran perlu melihat kecenderungan ini agar materi yang dipelajari
berguna bagi siswa. Sebagai contoh, guru memberikan argumentasi tentang
perlunya siswa menjahui minum-minuman keras dengan membuat contoh akibat orang
yang melakukan perbuatan tersebut.
Pengetahuan
dan Keterampilan Prasyarat,
Bagi
peserta didik menjadi motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh jika materi
pelajaran yang akan diterima terkait dengan sejumlah pengetahuan yang pernah
dimiliki. Paling tidak peserta didik akan memahami dan menafsirkan materi
tersebut berdasarkan kemampuan atau pengetahuan yang ada.
Model,
Merupakan
upaya untuk memberikan teladan kepada peserta didik terhadap sesuatu model yang
baik untuk di tiru. Namum sebelumnya peserta didik harus menguasai pengetahuan
dan ketrampilan baru kemudian mereka diberi contoh untuk dilihat dan ditiru. Peserta
didik akan lebih mempercayai bukti daripada perkataan atau ucapan. Untuk itu,
guru berupaya memberi banyak ilustrasi atau contoh riil tentang materi yang
disampaikan.
Komunikasi
Terbuka,
Proses
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada komunikasi terbuka antara guru
dengan peserta didik. Agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik, guru
perlu melihat kondisi peserta didik, baik dalam hal pengetahuan maupun
pengalaman yang dimiliki. Proses pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa agar
peserta didik belajar tanpa tekanan, tidak monoton, merasa nyaman dan
menyenangkan.
Keaslian dan
Tugas yang Menantang,
Peserta didik akan terdorong untuk belajar jika ia diberi materi baru dan
berbeda. Kebaruan materi akan mendorong peserta didik untuk belajar. Selain itu
siswa perlu diberi tugas baru yang menantang untuk dipecahkan. Hanya saja tugas
tersebut jangan terlalu rendah, sehingga menimbulkan kebosanan, atau terlalu
tinggi sehingga membuatnya ragu atau cemas untuk memecahkannya.
Latihan
yang Tepat dan Aktif,
Kegiatan
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika materi yang disampaikan kepada peserta
didik sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Kegiatan
pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga membuat peserta didik
terlibat secara fisik dan psikis. Karena itu, guru perlu lebih banyak
melibatkan siswa untuk memberikan kesempatan mengungkapkan pendapatnya tentang
permasalahan-permasalahan tertentu.
Penilaian
Tugas,
Peserta
didik akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas dibagi dalam
rentang waktu yang tidak terlalu panjang atau lama dengan frekuensi pengulangan
yang tinggi. Pemberian tugas terlalu sering akan membuat peserta didik lelah,
sebaliknya pemberian tugas yang terlalu lama akan membuat peserta didik tidak
merasa dinilai hasil belajarnya. Yang perlu diingat adalah bentuk penilaian
tidak harus dilakukan dikelas dengan mengerjakan tugas secara tertulis, namun
penilaian juga dapat dilakukan dengan melihat aktivitas diluar kelas, sehingga peserta
didik tidak akan melakukan perbuatan yang menjadikannya dinilai jelek oleh guru
karena aktivitasnya diluar kelas.
Kondisi dan
Konsekuensi yang Menyenangkan,
Peserta didik akan terdorong untuk terus belajar jika kegiatan pembelajaran
diselenggarakan secara nyaman dan menyenangkan sehingga siswa terlibat secara
fisik maupun psikis. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kecenderungan peserta didik. Guru
perlu memberikan penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi. Penghargaan
itu dapat bersifat material, seperti hadiah buku dan pensil, tapi juga bisa
berupa non-material, misalnya nilai atau applaus.
Keragaman
Pendekatan,
Gaya
belajar peserta didik cukup beragam, sehingga cara mengelola kegiatan
pembelajaranpun harus mempertimbangkan keragaman ini. Karena itu giru dituntut
mengondisikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keragaman tersebut sehingga
strategi pembelajaran yang ditawarkan pun harus beragam agar dapat menampung
cara belajar peserta didik misalnya ceramah, diskusi, sosiodrama, atau praktik
lapangan.
Mengembangkan
Beragam Kemampuan,
Kegiatan
pembelajaran akan berjalan dengan baik, jika ia dikondisikan untuk
mengoptimalkan potensi peserta didik secara keseluruhan, karena kecerdasan
tidak hanya tunggal, tapi majemuk seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan
logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan
kinestetis-jasmani, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan natural, maka
dalam proses pembelajarannya, guru perlu mempertimbangkan ragam kecerdasan
tersebut.
Melibatkan Sebanyak Mungkin Indra,
Peserta
didik akan menguasai hasil belajar dengan optimal jika dalam belajarnya
menggunakan sebanyak mungkin indra untuk berinteraksi dengan pelajaran. Selain
menggunakan strategi pengajaran yang mengasah aspek pendengaran, guru hendaknya
juga menggunakan strategi belajar yang mempertajam peserta didik dari aspek
penglihatan atau praktek langsung secara fisik agar materi belajar lebih
berkesan dalam diri peserta didik.
Keseimbangan
Pengaturan Pengalaman Belajar,
Peserta
didik akan menguasai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian
rupa sehingga ia mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan
dan juga mengungkapkan serta mengevaluasi apa yang dipelajari. Pengalaman
belajar hendaknya juga menyediakan proporsi yang seimbang antara peberian
informasi dan penyajian terapannya. Dalam pembelajaran fiqih, materi thaharah,
shalat, puasa, zakat atau haji, akan lebih mudah diterima jika disampaikan
melalui praktek langsung daripada menghafal secara kognitif. Memikirkan ulang
apa yang sedang dipikirkan atau apa yang sedang dikerjakan merupakan kegiatan
penting dalam memantapkan pemahaman. Proses pikir ulang ini akan berjalan
dengan baik jika dikondisikan dengan strategi pembelajaran tertentu, misalnya
diskusi. Dalam mata pelajaran fiqih, peserta didik diminta mengamati dan
membuat laporan tentang prosesi pernikahan, mulai dari meminang sampai
pelaksanaan walimatul urs-nya.
0 komentar:
Posting Komentar