SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

15.Prinsip Motivasi dalam Pembeljaran PAI

Minggu, 07 September 2014 |



15.
Prinsip Motivasi dalam
Pembeljaran PAI




Prinsip-prinsip kegiatan pembelajaran yang telah kita bahas di depan, harus kita barengi dengan memperhatikan prinsip-prinsip motivasi dalam pembelajaran PAI. Kesuksesan kegiatan sangat tergantung pada faktor motivasi. Motivasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi menjadi faktor yang sangat dominan dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Ada dua jenis motivasi yang diberikan guru, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) dan motivasi yang diakibatkan oleh rangsangan dari luar diri siswa (ekstrinsik). Motivasi intrinsik dapat ditumbuhkan dengan menggugah kesadaran dan mendorong rasa ingin tahu mencoba serta sikap mandiri dan ingin maju. Dan motivasi ektrinsik dapat dikembangkan dengan memberikan penghargaan, ganjaran atau sanksi.
          Kurikulum PAI merupakan ujung tombak untuk menghasilkan kualitas lulusan yang didambakan stakeholders. Mencetak lulusan yang trampil sesuai bidang keahliannya, peserta didik diharapkan memiliki wawasan keislaman yang kuat dan komitmen dalam menjalankannya. Tugas utama inilah yang diinginkan sekolah agar citra ke depan lulusan sekolah mampu menunjukkan nilai plus di tengah-tengah persaingan di masyarakat. Dengan mengacu pada pengalaman yang bertahun-tahun, guru PAI harus berupaya memberi motivasi kepada peserta didiknya.
          Upaya sekolah dalam membangkitkan motivasi belajar PAI yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:
Kebermaknaan,
Materi PAI dikemas dengan pembelajaran yang menarik siswa. Cara ini untuk menghidupkan motivasi belajar siswa agar materi yang dipelajari berguna atau penting baginya. Hal ini dikaitkan dengan kecenderungan yang ada dalam dirinya, seperti bakat, minat dan pengetahuan yang selama ini dimiliki. Untuk itu, kegiatan pembelajaran perlu melihat kecenderungan ini agar materi yang dipelajari berguna bagi siswa. Sebagai contoh, guru memberikan argumentasi tentang perlunya siswa menjahui minum-minuman keras dengan membuat contoh akibat orang yang melakukan perbuatan tersebut.
Pengetahuan dan Keterampilan Prasyarat,
Bagi peserta didik menjadi motivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh jika materi pelajaran yang akan diterima terkait dengan sejumlah pengetahuan yang pernah dimiliki. Paling tidak peserta didik akan memahami dan menafsirkan materi tersebut berdasarkan kemampuan atau pengetahuan yang ada.
Model,
Merupakan upaya untuk memberikan teladan kepada peserta didik terhadap sesuatu model yang baik untuk di tiru. Namum sebelumnya peserta didik harus menguasai pengetahuan dan ketrampilan baru kemudian mereka diberi contoh untuk dilihat dan ditiru. Peserta didik akan lebih mempercayai bukti daripada perkataan atau ucapan. Untuk itu, guru berupaya memberi banyak ilustrasi atau contoh riil tentang materi yang disampaikan.
Komunikasi Terbuka,
Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika ada komunikasi terbuka antara guru dengan peserta didik. Agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik, guru perlu melihat kondisi peserta didik, baik dalam hal pengetahuan maupun pengalaman yang dimiliki. Proses pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa agar peserta didik belajar tanpa tekanan, tidak monoton, merasa nyaman dan menyenangkan.
Keaslian dan Tugas yang Menantang,
Peserta didik akan terdorong untuk belajar jika ia diberi materi baru dan berbeda. Kebaruan materi akan mendorong peserta didik untuk belajar. Selain itu siswa perlu diberi tugas baru yang menantang untuk dipecahkan. Hanya saja tugas tersebut jangan terlalu rendah, sehingga menimbulkan kebosanan, atau terlalu tinggi sehingga membuatnya ragu atau cemas untuk memecahkannya.
Latihan yang Tepat dan Aktif,
Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik jika materi yang disampaikan kepada peserta didik sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang sedemikian rupa sehingga membuat peserta didik terlibat secara fisik dan psikis. Karena itu, guru perlu lebih banyak melibatkan siswa untuk memberikan kesempatan mengungkapkan pendapatnya tentang permasalahan-permasalahan tertentu.
Penilaian Tugas,
Peserta didik akan memperoleh pencapaian belajar yang efektif jika tugas dibagi dalam rentang waktu yang tidak terlalu panjang atau lama dengan frekuensi pengulangan yang tinggi. Pemberian tugas terlalu sering akan membuat peserta didik lelah, sebaliknya pemberian tugas yang terlalu lama akan membuat peserta didik tidak merasa dinilai hasil belajarnya. Yang perlu diingat adalah bentuk penilaian tidak harus dilakukan dikelas dengan mengerjakan tugas secara tertulis, namun penilaian juga dapat dilakukan dengan melihat aktivitas diluar kelas, sehingga peserta didik tidak akan melakukan perbuatan yang menjadikannya dinilai jelek oleh guru karena aktivitasnya diluar kelas.
Kondisi dan Konsekuensi yang Menyenangkan,  
Peserta didik akan terdorong untuk terus belajar jika kegiatan pembelajaran diselenggarakan secara nyaman dan menyenangkan sehingga siswa terlibat secara fisik maupun psikis. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kecenderungan peserta didik. Guru perlu memberikan penghargaan bagi peserta didik yang berprestasi. Penghargaan itu dapat bersifat material, seperti hadiah buku dan pensil, tapi juga bisa berupa non-material, misalnya nilai atau applaus.
Keragaman Pendekatan,
Gaya belajar peserta didik cukup beragam, sehingga cara mengelola kegiatan pembelajaranpun harus mempertimbangkan keragaman ini. Karena itu giru dituntut mengondisikan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keragaman tersebut sehingga strategi pembelajaran yang ditawarkan pun harus beragam agar dapat menampung cara belajar peserta didik misalnya ceramah, diskusi, sosiodrama, atau praktik lapangan.
Mengembangkan Beragam Kemampuan,
Kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik, jika ia dikondisikan untuk mengoptimalkan potensi peserta didik secara keseluruhan, karena kecerdasan tidak hanya tunggal, tapi majemuk seperti kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan natural, maka dalam proses pembelajarannya, guru perlu mempertimbangkan ragam kecerdasan tersebut.
 Melibatkan Sebanyak Mungkin Indra,
Peserta didik akan menguasai hasil belajar dengan optimal jika dalam belajarnya menggunakan sebanyak mungkin indra untuk berinteraksi dengan pelajaran. Selain menggunakan strategi pengajaran yang mengasah aspek pendengaran, guru hendaknya juga menggunakan strategi belajar yang mempertajam peserta didik dari aspek penglihatan atau praktek langsung secara fisik agar materi belajar lebih berkesan dalam diri peserta didik.
Keseimbangan Pengaturan Pengalaman Belajar,
Peserta didik akan menguasai materi pelajaran jika pengalaman belajar diatur sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kesempatan untuk membuat suatu refleksi penghayatan dan juga mengungkapkan serta mengevaluasi apa yang dipelajari. Pengalaman belajar hendaknya juga menyediakan proporsi yang seimbang antara peberian informasi dan penyajian terapannya. Dalam pembelajaran fiqih, materi thaharah, shalat, puasa, zakat atau haji, akan lebih mudah diterima jika disampaikan melalui praktek langsung daripada menghafal secara kognitif. Memikirkan ulang apa yang sedang dipikirkan atau apa yang sedang dikerjakan merupakan kegiatan penting dalam memantapkan pemahaman. Proses pikir ulang ini akan berjalan dengan baik jika dikondisikan dengan strategi pembelajaran tertentu, misalnya diskusi. Dalam mata pelajaran fiqih, peserta didik diminta mengamati dan membuat laporan tentang prosesi pernikahan, mulai dari meminang sampai pelaksanaan walimatul urs-nya.
         

0 komentar:

Posting Komentar