SYEKH SITI JENAR
Versi Harjawijaya
KISAH asal-usul Syekh Siti Jenar
dalam Serat Syekh Siti Jenar gubahan Harjawijaya, sepertinya ingin mengoreksi
serat-serat sebelumnya. Mari kita cermati ...
ð Ini
adalah kisah lama,
cerita Syekh siti Jenar,
sekarang digelar kembali,
untuk peroleh kisah benar,
dari Serat Walisana (Walisongo)
meskipun dulu sudah,
banyak sarjana yang menulisnya.
ð Perihal
Seh Siti Brit
seperti karangan punjangga terkenal
Ki Sasrawijaya dari Ngijon,
juga yang digubah kembali,
oleh Kyai Mangunwijaya dari kota
Wonogiri,.
tetapi sebenarnyalah.
ð Itu
Semua masih menyimpang,
dari cerita aslinya,
adapun sebenarnya,
hanya tercantum dalam Walisana,
gubahan Kanjeng Sunan,
di Giri Gajah dahulu,
pada waktu dengan candra sangkala.
ð Pada
tahun wawu dengan Candra Sangkala,
pandhita misik suceng tyas (=1457)
itulah naskah yang benar,
tetapi para sarjana,
mengubah ceritanya.
Syekh Siti Bang wali terkenal,
seperti tersebut dimuka.
Selanjutnya
diceritakan,
ð Adapun
maksud pengarang,
cerita Syeh Siti Jenar,
mengutip dari sumber asli
yang tercantum dalam Walisana,
menjadi cerita ini,
tersebutlah di zaman dahulu,
Kanjeng Sunan Giri Gajah.
ð Mempunyai
seorang murid
dari negeri Siti Jenar,
terkenal kaya kesaktian
nama Kasan Ali Saksar,
terkenal dengan Siti Jenar,
ya Sang Syekh Siti Luhung,
ya terkenal Syekh Lemah Bang.
ð Lemah
Bang atau Lemah Kuning,
itu tak ada bedanya,
Syekh Lemah Bang telah llama,
memohon penjelasan,
tentang makna ilmu rasa,
dan asal mula kehidupan,
Kanjeng Sunan Giri Gajah.
ð Belum
rela memberikannya,
karena tahu gelagat Syekh Lemah Bang,
yang suka ilmu sihir,
mengapa belum diberi ilmu rasa,
karena ia suka melanggar aturan,
membuka tikai agung
tak mengingat waktu dan tempat
ð Demikian
Syekh Lemah Bang
hatinya menjadi amat sedih,
karena permohonannya selalu ditolak,
merasa hidupnya tanpa guna, akhirnyya
mencari akal,
menyamar secara diam-diam, dengan
berbagai cara.
(untuk
ikut mendengarkan wejangan Sunan Giri)
Demikian
kisah asal-usul Syekh Siti Jenar dalam Serat Syekh Siti Jenar gubahan
Harjawijaya, yang berupaya mengoreksi serat-serat sebelumnya. tetapi bagaimana
dengan kisah Syekh Siti Jenar dalam serat yang lain? Mari kita ikuti bahasan
berikutnya. [S3J]
0 komentar:
Posting Komentar