SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

SYEKH SITI JENAR & Paham Ajarannya

Selasa, 18 November 2014 |



SYEKH SITI JENAR
&
 Paham Ajarannya
(Manunggaling Kawula Gusti)









SYEKH SITI JENAR menganut paham manunggaling kawula gusti, disebutkan oleh Mark R.Woodward dalam kutipannya sebagai berikut:
Sunan Giri membuka musyawarah para wali. Dalam musyawarah itu ia mengajukan masalah Syekh Siti Jenar. Ia menjelaskan bahwa Syekh Siti Jenar telah lama tidak kelihatan bersembahyang jamaah di mesjid. Hal ini bukanlah perilaku seorang yang normal. Syekh Maulana Maghribi berpendapat, hal itu akan menjadi contoh yang kurang baik dan bisa membuat orang mengira wali teladan meninggalkan syariah Nabi Muhammad. Sunan Giri kemudian mengutus dua orang santrinya ke goa tempat Syekh Siti Jenar bertapa dan memintanya untuk datang ke mesjid. Ketika mereka tiba, mereka diberitahu, hanya Allah yang ada dalam goa. Mereka kembali ke mesjid untuk melapor kan hal ini kepada Sunan Giri dan para wali lainnya. Sunan Giri kemudian menyuruh mereka kembali ke goa dan menyuruh Allah untuk segera menghadap para wali. Kedua santrinya itu kemudian diberitahu, Allah tidak ada dalam goa yang ada hanya Syekh Siti Jenar.
          Mereka kembali ke Sunan Giri untuk kedua kalinya. Sunan Giri menyuruh mereka meminta datang baik Allah maupun Syekh Siti Jenar. Kali ini Siti Jenar keluar goa dan dibawa ke mesjid menghadap para wali. Ketika ia tiba Siti Jenar memberi hormat kepada para wali yang tua dan menjabat tangan wali yang muda. Ia diberitahu bahwa dirinya diundang ke sini untuk menghadiri musyawarah para wali tentang doktrin sufi.
          Di dalam musyawarah ini Syekh Siti Jenar menjelaskan doktrin kesatuan makhluk, yaitu dalam pengertian akhir hanya Allah yang ada dan tidak ada perbedaan ontologis yang nyata yang bisa digambarkan antara Allah, manusia dan segala ciptaan lainnya. Sunan Giri mengatakan doktrin itu benar, tetapi ia meminta jangan diajarkan karena bisa membuat kosong mesjid dan mengabaikan syariah. Siti Jenar menjawab bahhwa ketundukan buta dan ibadah ritual tanpa isi hanyalah perilaku keagamaan orang bodoh dan kafir.[1]
Jika demikian yang menjadi masalah bukan substansi ajaran Syekh Siti Jenar, tetapi penyampaiannya kepada masyarakat luas. Menurut Sunan Giri, paham Syekh Siti Jenar belum boleh atau bisa disampaikan kepada masyarakat luas begitu saja, sebab karena dapat  membingungkan. Apalagi saat itu masih banyak yang baru saja memeluk agama Islam.
Berikut kutipan percakapan Sunan Giri dengan Syekh Siti Jenar dalam buku Siti Jenar terbitan Tan Khoen Swie:
Syekh Siti Jenar berkata,“Untuk apa kita membuat binggung, untuk apa kita mempersulit ilmu?”
Sunan Giri berkata,”Benar apa yang Anda ucapkan, tetapi Anda bersalah besar, karena berani membuka ilmu rahasia secara tidak semestinya.”
Hakikat Tuhan langsung diajarkan tanpa ditutup-tutupi. Itu tidaklah bijaksana. Semestinya ilmu itu hanya dianugerah kepada mereka yang benar-benar telah matang. tak boleh diberikan begitu saja kepada setiap orang.
Karena itulah ketika Syekh Siti Jenar masih menjadi murid Sunan Giri, telah berkali-kali meminta di ajarkan ilmu hakikat. Namun Sunan Giri enggan memberikannya karena melihat gelagat yang kurang baik pada diri Syekh Siti Jenar. Syekh Siti Jenar tidak pernah kehilangan cara untuk menggali ilmu hakikat.
Akhirnya secara sembunyi-sembunyi mencari kesempatan mendengarkan wejangan Sunan Giri kepada murid-murid yang lain. Dengan cara demikian Syekh Siti Jenar mengetahui ilmu yang diajarkan Sunan Giri hingga akhirnya ia mendirikan majelis ilmu dan mengajarkannya kepada masyarakat luas. Ilmu yang seharusnya tidak disampaikan secara luas kepada masyarakat awam bahkan baru saja memeluk agama Islam. Kebanyakan mereka belum siap dengan ilmu agama dan keimanan yang masih lemah. Sehingga ajaran Syekh Siti Jenar sering menimbulkan penafsiran yang beragam dan dianggap meresahkan masyarakat. Karena tidak sedikit pengikutnya yang berperilaku aneh dan melakukan tindakan-tindakan anarkis kala itu.[S3J]


[1] ibid 25-26

0 komentar:

Posting Komentar