SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

RAHASIA SUKSES

Rabu, 12 Agustus 2015 |



BILA RAHASIA & TANGGA SUKSES ADA
 







BILA
sukses bukan sekadar
pencapaian



PERCAYAKAH Anda bahwa sukses bukanlah barang mewah? Sukses dapat dicapai oleh siapa pun dari kita. Sukses bukanlah milik sebagian atau sekelompok orang. Posisi yang hanya bisa dicapai oleh Sakti Mandraguna. Sukses bukan pula sebuah misteri yang tak terpecahkan. Sukses adalah hak setiap anak manusia, setiap orang memiliki peluang untuk meraihnya. Tidak ada rahasia untuk menuju kesana, kecuali ada tiga anak tangga yang dibutuhkan untuk mencapainya. Kalau pun ada rahasianya, adalah “tidak ada rahasia.” Sebenarnya tidak ada rahasia besar dalam meraih kesuksesan.

OPRAH WINFREY
Rahasia besar dalam kehidupan ini adalah bahwa tidak ada rahasia besar. Apapun tujuan Anda, anda akan mampu mencapainya
jika Anda mau bekerja keras!

Jadi tidak ada rahasia sukses, kecuali tiga anak tangga untuk mencapainya. Dan itupun jika Anda tertarik memilih untuk menaikinya. Memang hidup ini ketentuan tetapi di dalamnya ada pilihan. Pilihan sukses adalah pilihan cara berpikir, cara bersikap dan cara bertindak menghimpun segala kekuatan yang mampu memaksa seseorang menemukan motivasi dan menghargainya.
         
Mari kita coba menaiki ketiga tangga tersebut.
Tangga pertama adalah ketahui. Miliki ilmunya, carilah tahu tentang hal yang ingin Anda capai. Pelajari caranya, miliki pengetahuan tentang hal yang akan Anda capai tersebut. Teruslah pelajari, kuasai ilmu. karena ilmu adalah cahaya, ia adalah petunjuk. Bukankah ada ungkapan ,”Ilmu bak pelita dalam kegelapan.” Dan orang Arab bilang “Al-ilmu nurun” - Ilmu adalah cahaya. Jika Anda ingin sukses dalam bidang apa pun, maka buku yang sedang Anda baca ini semoga dapat menjadi petunjuk untuk menghargai potensi yang dimiliki. Bila Anda ingin menjadi penulis misalnya maka pelajari keterampilan menulis. Baca buku-buku tentang motivasi dan kiat-kiat sukses menjadi penulis. Pahami mitos-mitos yang menghalangi sehingga dapat mebantu sikap mental kita menjadi lebih positif. Untuk hal terakhir ini baca saja buku “Meretas Mitos Menulis”: Membongkar Anggapan Keliru Tentang Menulis, karya Akhmad Mawardi Syahid Sekalian promosi he...he...
Jika sudah mengantongi ilmunya maka naiklah ke tangga kedua adalah lakukan!!!....Ya lakukan dengan kerja nyata, kerjakan dengan tindakan nyata (real action), Tindakan nyata!!!...ya amalkan “Ilmu yang tidak diamalkan ibarat pohon tak berbuah.” Agar berbuah sempurna, maka tanam kemudian rawatlah. Hubungkan pengetahuan Anda tadi dengan pengalaman sehari-hari, pengalaman hidup selama ini. Jika Anda ingin menulis, maka tulislah yang Anda ketahui hubungkanlah dengan yang Anda alami. Teruslah menulis yang Anda baca dan alami. Jangan menyerah!!! Gabungkanlah kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas setelah itu biarkanlah Tuhan bekerja. Karena kita sebentar lagi sampai ke tangga ketiga.
Tangga ketiga sabar & pantang menyerah. Kedua tangga tadi harus Anda sempurnakan dengan bersikap sabar dan semangat yang pantang menyerah. Bersabar jika mengalami kegagalan, bersabar jika karya kita belum dihargai. Bersabar bila naskah kita ditolak penerbit. Bersabar pula jika “belum” laku dipasaran. Terus saja menulis, terus saja memperbaiki dan berkreasi. Terus saja lakukan sampai kesuksesan itu di depan mata. Sampai kesuksesan menyerah karena TERDESAK oleh kerja keras, kuatnya kemauan yang telah berkolaborasi dengan kemampuan yang terlatih.
          Akhirnya yakinlah Anda bahwa sukses bukan barang mewah yang tak terjangkau oleh sebagian orang. Ternyata sukses dapat dicapai oleh siapa pun dari kita termasuk Anda. Sukses adalah milik setiap orang atau siapa pun juga termasuk Anda. Posisi yang bisa dicapai oleh siapa pun sekali pun tidak memiliki kesaktian. Sukses adalah sebuah misteri yang sangat mungkin dipecahkan. Pendek kata sukses adalah hak setiap anak manusia, setiap yang hidup dan terlahir di muka bumi ini termasuk Anda. Ayo segera ambil dan miliki peluang berharga ini. Semuanya memiliki peluang untuk meraihnya sekali lagi termasuk Anda. Benar tidak ada rahasia untuk menuju kesana, terutama bagi kita yang merasa TERDESAK untuk sukses. Semoga!SUKSES






Aemsya | Akhmad Mawardi Syahid penulis kelahiran Amuntai April 1969, Kalimantan Selatan ini tergolong penulis paling produktif. Terlebih untuk ukuran guru sekolah dasar yang mengajar di pedesaan. Pasalnya ayah lima anak ini telah menulis belasan buku dengan tema dan judul menarik. Berikut buku-buku yang telah diterbitkan,
ð       Ngaranku Sultan : The Journey of South Borneo Island With Legawa
ð       Bagaimana Manusia Belajar
ð       Alam Tersembunyi : Mengintip Alam Tak Kasat Mata
ð       Kurikulum Jelmaan : Transformasi Wajah Kurikulum
ð       Kurikulum Plin-Plan : Implementasi Kurikulum di Era Galau
ð       Fun Tes di Kelas Sehat
ð       Pantun Edu Legawa Anak Borneo
ð       Rapot Merah Guru Profesional
ð       PTK dalam Pusaran : Prestasi, Prestise dan Frustasi
ð       Meretas Mitos Menulis Bagi Guru
ð       Dinda Jadi Kakak
ð       Bamulut Sakampungan
ð       Belajar Cara Belajar
ð       Belajar Berbeda
Dan ini bukunya yang sedang turun cetak
ð       Sosok Syekh Siti Jenar Fakta atau Imajiner
ð       Kurikulum Ideal Vs Ideas : Menggagas Kurikulum di Antara Perang Ide
ð       Islam Itu Ramah Bukan Marah
ð       Terdesak Sukses
ð       Nol Persen
ð       Kuyang
ð       Mangidam Hujan
ð       Dll.

Delapan Tipe Masyarakat Multietnik

Selasa, 04 Agustus 2015 |




DELAPAN TIPE MASYARAKAT MULTIETNIK


MASYARAKAT MULTIETNIK memiliki beberapa karakteristik yang dapat kita lihat pada delapan tipe yang digambarkan oleh Young sebagaimana yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1988) dalam Boedhi Oetoyo (2013:1.4) bahwa di dunia ini setidaknya ada delapan tipe masyarakat multietnik. Tipe Pertama, terdapat disebagian besar negara-negara maju di Eropa Barat. Penduduknya terdiri dari sejumlah suku bangsa, di mana salah satu suku bangsa itu merupakan suku bangsa yang dominan, sedangkan sisanya adalah suku-suku bangsa minoritas. Di sini, kebudayaan perkotaan yang telah berusia ratusan tahun. Di Eropa Timur, ada juga negara-negara yang serupa dengan negara-negara yang terdapat di Eropa Barat, di mana negara-negara di Eropa Timur itu masih mengandalkan ekonomi pertanian karena karena sektor yang sangat penting. Contohnya adalah Hongaria yang penduduknya didominasi oleh bangsa Magyar, juga negara-negara Polandia, Rumania, Bulgaria, dan Albania.
      Tipe Kedua, ditemukan di negara-negara yang ditinggali oleh keturunan para imigran yang berasal dari Eropa hampir satu abad yang lampau dan menjadi dari penduduk atau suku bangsa yang dominan. Kebudayaan nasional dan bahasa nasional dari negara-negara ini adalah kebudayaan dan bahasa para imigran tadi. Penduduk pribumi maupun para imigran yang bukan Bangsa Eropa yang datang kemudian, dipandang sebagai warga negara kelas dua atau sebagai penduduk minoritas yang tidak penting dan bahkan ada beberapa suku pribumi yang dipunahkan. Beberapa negara tipe kedua ini tergolong negara yang paling maju ekonominya di dunia seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Kecuali itu ada sejumlah negara yang tergolong kurang berkembang ekonominya seperti negara-negara Amerika Latin dan negara-negara Afrika Selatan.
     Tipe Ketiga, adalah negara-negara yang wilayahnya merupakan daerah asal dari bangsa-bangsa yang dipindahkan atau bermigrasi ke Amerika atau Eropa. Penduduk negara-negara ini, pada umumnya, keturunan dari bangsa-bangsa yang dipindahkan atau bermigrasi tadi, yang kemudian dikembalikan lagi ke daerah asalnya masing-masing oleh kekuatan-kekuatan politik dari negara-negara maju di Amerika atau Eropa. Contohnya adalah Liberia di Afrika Barat dan Israel, dua negara yang sedang berkembang ekonominya. Masyarakat multietnik di kedua negara tersebut terdiri dari bangsa-bangsa yang dipulangkan ke sana dan menjadi golongan yang berkuasa. Penduduk yang sudah ada lalu menjadi golongan minoritas di negara itu.
     Tipe Keempat, terdapat di negara-negara Asia dan Afrika yang memiliki peradaban kuno dan kerajaan-kerajaan tradisional, serta memiliki sejarah yang panjang. Suku-suku bangsa kerajaan adalah suku-suku bangsa yang berkuasa di dalam masyarakat, sedangkan suku-suku bangsa lainnya di wilayah negara-negara tersebut hanya menjadi penduduk minoritas. Hampir semua negara ini pernah dijajah oleh salah satu negara Eropa Barat, dan kini tergolong sebagai negara dan ekonomi yang sedang berkembang. Ketika keekuasaan penjajah tergeser habis Perang Dunia II, muncul negara-negara merdeka yang masih memiliki sistem kerajaan, seperti Maroko, Swazi, Kuwait, Oman, Qatar, Nepal, Laos, dan Malaysia. Namun ada pula negara-negara baru meredeka sudah menghapuskan sistem kerajaan yang ada sejak jaman penjajahan, seperti Libia, Madagaskar, dan Birma. Sebaliknya, ada negara-negra yang menjadi merdeka setelah sistem Kerajaan digulingkan oleh gerakan politik dan revolusi, seperti yang terjadi di Tunisia, Rwanda, Burundi, Mesir, Vietnam dan Kamboja.
     Tipe Kelima, terdapat pada beberapa negara saja yang ada di Afrika dan Asia yang juga memiliki peradaban kuno dan kerajaan tradisional dengan sejarah yang panjang pula. Di sini, suku bangsa yang berkuasa adalah suku bangsa kerajaan, sedangkan suku-suku bangsa lainnya tergolong sebagai suku minoritas. Hanya saja, berbeda dengan suku bangsa tipe keempat, negara-negara yang tergolong ke dalam tipe kelima ini tidak pernah dijajah oleh suatu negara Eropa Barat, kecuali mungkin oleh pendudukan militer yang tidak banyak membekas pada masyarakatnya. Sistem kerajaan tradisional di sini digulingkan oleh gerakan revolusi, seperti yang terjadi di Etiopia, Iran, Afganistan, dan Cina, atau seperti yang terjadi di Muangthai.           Tipe Keenam, terdapat di negara-negara yang mula-mula terbentuk oleh sistem kolonial. Penduduk yang dominan adalah para migrant yang dibawa kaum penjajah dari daerah-daerah Afrika atau Asia untuk dijadikan tenaga kerja di perkebunan-perkebunan atau di pertambangan-pertambangan. Pada akhir jaman kolonial, keadulatan jatuh ke tangan para penduduk migrant tadi. Kebudayaan nasional dari negara yang baru ini adalah kebudayaan dari para penguasa yang datang ke daerah itu sebagai migran. Suku-suku bangsa pribumi di dalam negara-negara tersebut adalah penduduk yang kebudayaannya masih terkebelakang dan merupakan minoritas yang tidak berani. Contohnya Guyana, Jamaika, Barbados, Trinidat dan Suriname di Amerika Latin, serta Singapura di Asia Tenggara.
     Tipe Ketujuh, adalah terdapat di negara-negara dengan batas-batas wilayah yang ditentukan oleh sejarah kolonialisme. Suku-suku bangsa yang tinggal dalam negara seperti itu oleh pengalaman yang sama, yaitu pernah dijajah oleh salah satu bangsa dari Eropa Barat. Semua suku bangsa merasa dirinya mempunyai kedudukan yang sama sebagai suatu negara yang baru merdeka dan sedang berkembang, hal-hal yang terkait dengan pembentukan identitas nasional, solidaritas nasional, ideology nasional, dan kebudayaan nasional merupakan bagian yang penting di dalam pembangunan nasionalnya. Contohnya Nigeria, Zaire, Kamerun, Kenya, dan Uganda yang berada di Afrika, sedangkan yang berada di Asia adalah Yordania dan Philipina.
     Tipe Kedelapan, seperti halnya tipe ketujuh, negara-negara dengan tipe ini adalah negara-negara dengan batas-batas wilayah yang ditentukan oleh sejarah kolonialisme. Suku-suku bangsa yang tinggal di dalamnya di satukan oleh pengalaman yang sama yaitu pernah dijajah oleh suatu bangsa dari Eropa Barat. Semua suku bangsa menganggap dirinya sama tinggi kedudukan dan derajatnya sehingga pembentukan identitas nasional, solidaritas nasional, ideologi nasional, dan kebudayaan nasional merupakan bagian dari upaya pembangunan nasionalnya. Hanya saja, bedanya dengan negara-negara pada tipe ketujuh adalah bahwa ada beberapa suku bangsa di sini yang memiliki peradaban yang sangat tua serta memiliki sejarah kebudayaan yang panjang sehingga ada persamaan unsur-unsur dan nilai-nilai kebudayaan yang secara esensial sama dengan kebudayaan-kebudayaan dari tiap-tiap suku bangsa yang ada. Kadang-kadang bahkan ada suatu bahasa nasional yang dipahami oleh sebagian besar warga dari mayoritas suku bangsa di negara yang bersangkutan. Contoh dari negara-negara ini adalah Tanzania, Aljazair, Syria, Irak, Pakistan, India, Sri Langka, Indonesia. Di Eropa juga ada negara-negara seperti itu, yaitu Czeskoslavakia dan Yugoslavia, dua negara yang sedang berkembang, serta Belgia dan Swiss, dua negara dengan ekonomi yang telah maju. (Lihat tulisan Koentjaraningrat Masyarakat dan Kebudayaan, 1988).