2
cacapan
acan
pirik basanga
LAIN ‘Capik Man’ lain
lagi dengan ‘Capik Bas’ atau Cacapan Acan Pirik Basanga. Lho kok lain, apa
bedanya? Kan cuma beda bahan, yang satu semuanya mentah yang ini semua di
goreng atau basanga. Betul, bahan
saja mirip, tapi sekali lagi cara mengolahnya yang menjadi pembeda.
Bahan-bahan hampir sama yaitu:
ð lombok parawit
/cabe rawit
ð bawang habang
/bawang merah
ð uyah/garam
ð gula
ð vitsin/penguat
rasa/penyedab rasa/MSG (mononatrium glutamate murni) jika dibutuhkan.
ð acan babanam/
terasi bakar;
ð bahan
tambahan bisa rajangan buah mangga balahan atau mangga muda, atau perasan jeruk
nipis, limau kuit, jeruk purut, belimbing tunjuk, binjai dll.
ð minyak
goreng
Alat yang digunakan:
ð kolak
ð cubik
ð senduk
ð wajan
Cara
menyiapkan Cacapan Acan Pirik Basanga
Pertama acan, bawang habang,
lumbuk parawit, tumat mantah atau mangkal (ranum) semunyaan disanga (semua digoreng), sambil menuggu siapkan cubik dan kolak bersih, masukan bahan-bahan
seperti garam, gula, vitsin. Kemudian masukan bahan-bahan yang disanga tadi, Takaran masing-masing
bahan tergantung kebutuhan dan selera kita. Suka pedas asin, kurangi gula, jika
suka pedas manis tambahkan gula. Jika dibutuhkan untuk sajian satu-dua atau
sejumlah orang, bahkan untuk kegiatan salamatan.
Contoh perbandingan bahan yang digunakan untuk sajian 10 orang.
Kita menggunakan belasan cabe. Maka takaran bahan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
ð
2 senduk makan, gula;
ð
½ senduk teh, garam;
ð
½ senduk teh, vitsin;
ð
3 biji bawang merah;
ð
sebesar biji jagung, acan babanam atau terasi bakar
ð
minyak goreng secukupnya
Pirik
sampai halus dan semua bahan tercampur merata. Namun sebagian ada juga yang
lebih suka ulakan yang kasar. Tidak semua bahan dihaluskan hanya sekedar
bercampur saja. Ada juga menghaluska bahan dengan menggunakan blinder. Tetapi
cara terakhir menghasilkan rasa kurang disukai. Katanya tidak alami. Tapi nggak
papa ini soal selera.
Tetap soal selera pemilihan jenis dan kualitas bahan juga
sering menjadi perhatian. Pemilihan jenis cabe tetap tergantung selera. Ada
yang khusus memilih cabe yang masih mentah, untuk mendapatkan aroma khas cabe
mentah dan pesona warna hijaunya. Sebagian lebih cenderung mengambil cabe yang
matang untuk mendapatkan aroma dan kesan tertentu. Tidak jarang mencampurkan
cabe mentah dan matang, bahkan ada juga memasukan tangkai cabe atau tangking pada lombok. Untuk alasan
tertentu.
Cacapan acan pirik
basanga (Selanjutnya kita sebut saja ‘Capik Bas’) biasanya diolah dalam
jumlah yang relatif banyak untuk kebutuhan besar. Karena ‘Capik Bas’ dapat
bertahan atau disimpan lebih lama. ‘Capik Bas’ sering tampil pada acara
perhelatan, seperti salamatan,
pengantinan, atau acara
kumpul-kumpul makan lainnya. ‘Capik Bas’ juga sering kita temui di
warung-warung atau rumah makan tradisional.
Nah, dari pembahasan ‘Capik Man’ dan ‘Capik Bas’ di atas kita
tentu telah mengetahui persamaan berikut perbedaan keduanya. Keduanya sama-sama
cacapan yang dipirik (sambel hasil diolek).
‘Capik Man’ lebih terasa segar dengan aroma khas karena bahannya disajikan langsung
tanpa proses dimasak. Sedangkan ‘Capik Bas’ lebih teraasa gurih cocok bagi Pian tidak suka aroma mentah alias mahung. Atau Pian nang kada tapi tahan lawan padas banar. (Anda yang ditahan
terlalu pedas).
Selain itu daya tahan keduanya berbeda. Kalau ‘Capik Man’
yang mampu bertahan hanya sampai dua hari. Sedang ‘Capik Bas’ lebih awet, ia
mampu bertahan selama satu minggu. Keduanya memiliki karakter berbeda dan keduanya
pun acapkali dijadikan salah satu cara mengenali karakter pembuatnya.
Lepas dari itu semua satu hal yang mungkin harus menjadi
perhatian kita bahwa, keduanya harus dipirik
(diolek) bukan ‘diblender’. Jika
semua bahan-bahan tadi dihaluskan dengan menggunakan blender yakni alat yang
sering digunakan untuk mencampur dan menghancurkan bahan-bahan itu, maka
hasilnya akan berbeda. Sambal atau cacapan biasanya akan mengeluarkan gelembung-gelembung
kecil pada permukaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap rasa, aroma dan daya
tahan.
Penggunaan blender sebagai
alat mencampur dan menghaluskan cabe dan bahan lainnya, sering menjadi alasan
untuk menghemat waktu dan meringankan pekerjaan. Apalagi jika pembuatan sambal
atau cacapan dalam jumlah yang relatif banyak. Maka penggunaan blender dianggap cara paling praktis.Tinggal
memilih, apakah pilihan kita tentang RASA dan sedikit upaya atau yang penting
PRAKTIS dan segera TERSAJI? Semuanya dikembalikan kepada pilihan kita. mantah atau basanga, bapirik atau diblender? [Ç@K]