SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S



2
cacapan acan
pirik basanga






LAIN ‘Capik Man’ lain lagi dengan ‘Capik Bas’ atau Cacapan Acan Pirik Basanga. Lho kok lain, apa bedanya? Kan cuma beda bahan, yang satu semuanya mentah yang ini semua di goreng atau basanga. Betul, bahan saja mirip, tapi sekali lagi cara mengolahnya yang menjadi pembeda.
Bahan-bahan hampir sama yaitu:
ð      lombok parawit /cabe rawit
ð      bawang habang /bawang merah
ð      uyah/garam
ð      gula
ð      vitsin/penguat rasa/penyedab rasa/MSG (mononatrium glutamate murni) jika dibutuhkan.
ð      acan babanam/ terasi bakar;
ð      bahan tambahan bisa rajangan buah mangga balahan atau mangga muda, atau perasan jeruk nipis, limau kuit, jeruk purut, belimbing tunjuk, binjai dll.
ð      minyak goreng
Alat yang digunakan:
ð      kolak
ð      cubik
ð      senduk
ð      wajan
Cara menyiapkan Cacapan Acan Pirik Basanga
          Pertama acan, bawang habang, lumbuk parawit, tumat mantah atau mangkal (ranum) semunyaan disanga (semua digoreng), sambil menuggu siapkan cubik dan kolak bersih, masukan bahan-bahan seperti garam, gula, vitsin. Kemudian masukan bahan-bahan yang disanga tadi, Takaran masing-masing bahan tergantung kebutuhan dan selera kita. Suka pedas asin, kurangi gula, jika suka pedas manis tambahkan gula. Jika dibutuhkan untuk sajian satu-dua atau sejumlah orang, bahkan untuk kegiatan salamatan.
          Contoh perbandingan bahan yang digunakan untuk sajian 10 orang. Kita menggunakan belasan cabe. Maka takaran bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
ð      2 senduk makan, gula;
ð      ½  senduk teh, garam;
ð      ½  senduk teh, vitsin;
ð      3 biji bawang merah;
ð      sebesar biji jagung, acan babanam atau terasi bakar
ð      minyak goreng secukupnya
Pirik sampai halus dan semua bahan tercampur merata. Namun sebagian ada juga yang lebih suka ulakan yang kasar. Tidak semua bahan dihaluskan hanya sekedar bercampur saja. Ada juga menghaluska bahan dengan menggunakan blinder. Tetapi cara terakhir menghasilkan rasa kurang disukai. Katanya tidak alami. Tapi nggak papa ini soal selera.
          Tetap soal selera pemilihan jenis dan kualitas bahan juga sering menjadi perhatian. Pemilihan jenis cabe tetap tergantung selera. Ada yang khusus memilih cabe yang masih mentah, untuk mendapatkan aroma khas cabe mentah dan pesona warna hijaunya. Sebagian lebih cenderung mengambil cabe yang matang untuk mendapatkan aroma dan kesan tertentu. Tidak jarang mencampurkan cabe mentah dan matang, bahkan ada juga memasukan tangkai cabe atau tangking pada lombok. Untuk alasan tertentu.
          Cacapan acan pirik basanga (Selanjutnya kita sebut saja ‘Capik Bas’) biasanya diolah dalam jumlah yang relatif banyak untuk kebutuhan besar. Karena ‘Capik Bas’ dapat bertahan atau disimpan lebih lama. ‘Capik Bas’ sering tampil pada acara perhelatan, seperti salamatan, pengantinan, atau acara kumpul-kumpul makan lainnya. ‘Capik Bas’ juga sering kita temui di warung-warung atau rumah makan tradisional.
          Nah, dari pembahasan ‘Capik Man’ dan ‘Capik Bas’ di atas kita tentu telah mengetahui persamaan berikut perbedaan keduanya. Keduanya sama-sama cacapan yang dipirik (sambel hasil diolek). ‘Capik Man’ lebih terasa segar dengan aroma khas karena bahannya disajikan langsung tanpa proses dimasak. Sedangkan ‘Capik Bas’ lebih teraasa gurih cocok bagi Pian tidak suka aroma mentah alias mahung. Atau Pian nang kada tapi tahan lawan padas banar. (Anda yang ditahan terlalu pedas).
          Selain itu daya tahan keduanya berbeda. Kalau ‘Capik Man’ yang mampu bertahan hanya sampai dua hari. Sedang ‘Capik Bas’ lebih awet, ia mampu bertahan selama satu minggu. Keduanya memiliki karakter berbeda dan keduanya pun acapkali dijadikan salah satu cara mengenali karakter pembuatnya.
          Lepas dari itu semua satu hal yang mungkin harus menjadi perhatian kita bahwa, keduanya harus dipirik (diolek) bukan ‘diblender’. Jika semua bahan-bahan tadi dihaluskan dengan menggunakan blender yakni alat yang sering digunakan untuk mencampur dan menghancurkan bahan-bahan itu, maka hasilnya akan berbeda. Sambal atau cacapan biasanya akan mengeluarkan gelembung-gelembung kecil pada permukaan. Kondisi ini berpengaruh terhadap rasa, aroma dan daya tahan.
          Penggunaan blender sebagai alat mencampur dan menghaluskan cabe dan bahan lainnya, sering menjadi alasan untuk menghemat waktu dan meringankan pekerjaan. Apalagi jika pembuatan sambal atau cacapan dalam jumlah yang relatif banyak. Maka penggunaan blender dianggap cara paling praktis.Tinggal memilih, apakah pilihan kita tentang RASA dan sedikit upaya atau yang penting PRAKTIS dan segera TERSAJI? Semuanya dikembalikan kepada pilihan kita. mantah atau basanga, bapirik atau diblender? [Ç@K]




SOAL TERPOPULER EDISI TUGAS TOTURIAL III
MINGGU, 12 Oktober  2014

1.      Sebutkan tiga keterampilan yang harus dimiliki seorang manajer! (8.5)
2.      Jelaskan manfaat MIS (Management Information System) untuk manajemen! (8.3 & 8.14)
3.      Sebutkan fungsi pokok administrasi publik! (9.4)
4.      Hubungan antara atasan dan bawahan dipengaruhi oleh beberapa hal. Coba Anda jelaskan! (9.8)
5.      Sebutkan masalah penentuan dan pendelegasian otoritas dan faktor yang mempengaruhinya! (9.8)
6.      Mengapa perancangan dan pengembangan MIS harus bersifat situasional, padahal dapat dilakukan hanya dengan satu pendekatan? (9.27)
7.      Mengapa rancangan dan pelaksanaan sebuah SIM tidak dapat dilaksanakan berdasarkan usaha coba-coba? (9.49)
8.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencapaian (P/C/T) dan hubungannya dengan bantuan berharga pada manajemen! (9.50)
9.      Apa yang Anda ketahui tentang fungsi instrumental, fungsi interpreneural, fungsi katalisator interes publik serta fungsi politik? (9.54)
Catatan: (Kuasai 7 dari 9 pertanyaan di atas!)
“Selamat Melakukan Telaah Modul Semoga Sukses & Bahagia Selalu”



cacapan acan
pirik mantah









CACAPAN acan pirik mantah, bagi sebagian besar ‘urang banjar’ merupakan teman yang wajib hadir dikala makan. Hadir di atas meja makan atau tikar purun sebagai alas makan untuk lesehan. Cacapan acan pirik mantah ini sebenarnya lebih mirip sambal yang sering kita temukan diberbagai daerah. Namun kekhasan ‘Cacapan Acan Pirik Mantah’(selanjutnya kita sebut ‘Capik Man’) ini tampak pada rasa hasil olah kelihaian penyajinya yakni si pengolek (nang memirik).
          Sesungguhnya cara membuatnya cukup sederhana, bahan yang digunakan pun ada disekitar rumah kita. Namun rasanya,  hem bisa membuat penikmatnya jadi keringatan, muka merah padam, bibir lidah kepanasan, minta ampun tetapi dijamin houh... pasti ketagihan.
Bahan-bahan yang digunakan seperti kebanyakan sambal yaitu,
ð      lombok parawit /cabe rawit
ð      bawang habang /bawang merah
ð      uyah/garam
ð      gula
ð      vitsin/penguat rasa/penyedab rasa/MSG (mononatrium glutamate murni)
ð      acan babanam/ terasi bakar;
ð      bahan tambahan bisa rajangan buah mangga balahan atau mangga muda, atau perasan jeruk nipis, limau kuit, jeruk purut, belimbing tunjuk, binjai dll.
Alat yang dipakai untuk mengolek pun mudah kita temukan:
ð      kolak
ð      cubik
ð      senduk
          Cara menyiapkan ‘Capik Man’, nah ini, Pertama bakar acan atau terasi di atas bara, sambil menuggu siapkan cubik dan kolak bersih, masukan beberapa biji lombok parawit atau cabe rawit di atasnya. Jumlah cabe sesuaikan dengan selera pedas Pian (Anda). Belasan, puluhan, ratusan bahkan dalam jumlah leteran (1 leter). Kemudian campurkan semua bahan tadi yakni garam, gula, vitsin, bawang merah dan acan babanam atau terasi bakar tadi. Takaran masing-masing bahan tergantung banyak cabe yang digunakan bahkan selera kita. Suka pedas asin, kurangi gula, jika suka pedas manis tambahkan gula.
          Contoh perbandingan bahan yang digunakan untuk sajian 4 orang. Kita menggunakan belasan cabe. Maka takaran bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
ð      1 senduk makan, gula;
ð      ¼ senduk teh, garam;
ð      ¼ senduk teh, vitsin;
ð      1 biji bawang merah;
ð      sebesar biji jagung, acan babanam atau terasi bakar
Ulak sampai halus dan semua bahan tercampur merata. Namun sebagian ada juga yang lebih suka ulakan yang kasar. Tidak semua bahan dihaluskan hanya sekedar bercampur saja.
          Pemilihan jenis cabe pun tergantung selera. Ada yang khusus memilih cabe yang masih mentah, untuk mendapatkan aroma khas cabe mentah dan pesona warna hijaunya. Sebagian lebih cenderung mengambil cabe yang matang untuk mendapatkan aroma dan kesan tertentu. Tidak jarang mencampurkan cabe mentah dan matang, bahkan ada juga memasukan tangkai cabe atau tangking pada lombok. Untuk alasan tertentu.
          Bahan boleh sama, perbandingan campuran juga bisa saja sama. Tetapi siapa yang mengolek, ini yang paling menentukan rasa. Uniknya di masyarakat banjar hasil ulakan sambal acan babirik  katanya turut menentukan karakter pengoleknya. Terutama bagi orang tua yang ingin memilih menantu. Loh kok bisa begitu? Mengapa demikian? Apa hubungannya kawin dengan cacapan acan pirik mantah?  
          Memang cacapan acan pirik mantah, membutuhkan tangan cekatan untuk mendapatkan rasa yang pas dengan selera kebanyakan. Rasa yang pas sangat ditentukan oleh ‘jam terbang’ (wuih kaya pilot saja) pengoleknya. Semakin sering seseorang mengolek sambal semakin tahu persis perbandingan yang pas dengan selera. Selain itu kecenderungan rasa cacapan juga dapat memberikan informasi perasaan atau suasana hati pengoleknya saat itu. Kalau cenderung terlalu asin dipahami yang bersangkutan lagi kasmaran. He he ada-ada saja.
          ‘Capik Man’ cocok menjadi teman akrab panganan kita. Bisa dengan lalapan pucuk gumbili (daun singkong rebus), pucuk kustila (daun pepaya rebus), tarung pipit dan tarung hintalu (mata sipit babini talu he he)rebus, tarung panjang basanga atau baparung (goreng atau di panggang), kacang panjang.  
          ‘Capik Man’ rancak (sering) juga menjadi sasaran pulir (cocol) oleh iwak babanam (dibakar) atau baparung (dibakar tanpa dikuliti) seperti pupuyu babanam, haruan panggang, tauman panggang, pintit babanam, pepesan (iwak bapais), sapat siam baparung.
          ‘Capik Man’, bisa gaul juga dengan yang namanya gorengan atau nang saraba basanga (digoreng) atau guguduh. Guguduh pisang (pisang goreng), guguduh gumbili (ubi goreng), kurkit (kroket), timpi wan tahu basanga (tempe dan tahu goreng), bakwan, dan... dan... guguduh batilanjang (maaf yang dimaksudkan pisang goreng tanpa tepung).
          ‘Capik Man’, juga tidak berdosa jika disandingkan dengan buah-buahan segar bahan campuran rujak. Dengan atau tanpa kecap manis, pisang mentah, kedondong, timun, semangka, nanas bisa kita pancuk / rujak. Atau tidak salah juga kalau ada memanfaatkan ‘Capik Man’, dengan kerupuk iwak pipih, karupuk iwak haruan, karupuk gumbili,keripik kentang bahkan amplang.
          Lalu apa hubungannya cara membuat ‘Capik Man’ dengan cara mertua mencari menantu? Coba kita kilas balik uraian di atas tadi. Bahwa rasa ‘Capik Man’ yang khas baru akan muncul dari sebuah upaya yang berkesinambungan. Terus menerus, konsisten simbol prilaku pribadi yang ulet atau saing ujar urang banjar. Semakin rancak atau sering seorang galuh (gadis) membuat ‘Capik Man’ itu berarti dia sering berada di dapur alias suka masak, hebat memasak (harat bamasak).
          Mertua mana yang tidak akan sayang dengan menantu suka masak, lihai meramu sajian dapur. Mertua pasti merasa yakin anak-cucunya akan sehat wal afiat jika diasuh dan dibesarkan oleh ibu yang suka memasak. Kemudian mengenalkan dan mengajarkan mengolah rempah-rempah dapur atau bumbu-bumbu masakan kepada anak-anaknya.
          Mertua mana yang tidak senang jika menantunya suka menyajikan masakan sendiri ketika mereka bertandang ke rumah anak menantu. Mertua mana yang tidak sayang jika menantu suka menyiapkan panganan sebagai buah tangan mertua saat mau pulan. Apalagi suka mengantar masakan ke rumah mertua. Wuih... hebat...lihai mengelola dapur, lihai juga mengelola sumur, lihai juga mengelola kasur...lihai mengolah’Capik Man’, dianggap lihai pula mengelola keluarga.
          Kelihaian mengolah ‘Capik Man’ berarti lihai memadu padankan panganan yang ada disekitar untuk di olah sebagai bahan sajian di meja makan. Ini tentu berhubungan dengan kemampuan mengelola keuangan rumah tangga. Prilaku arif seorang perempuan tercermin bagaimana dia menjaga harta keluarga dan kehormatan diri. Bukan prilaku konsumtif dan sikap malas mengolah masakan sendiri bagi sebagian wanita. Hal ini sering menjadi salah satu pemicu kondisi berseberangan dengan mertua perempuan. Nah tu, Capek Kan![Ç@K]