SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

"SOSOK" PTK

Selasa, 30 September 2014 |



1
“SOSOK” PTK








ANDA SEORANG mahasiswa semester akhir yang bingung menyusun skripsi? Atau seorang guru yang khawatir dengan beban pengembangan diri untuk menulis Karya Tulis yang dipublikasikan? Atau melakukan PTK sebagai salah satu prasyarat kenaikan pangkat? Atau Anda yang risau dengan permasalahan pembelajaran di kelas? Anda bingung dan khawatir? Anda tidak perlu bingung apalagi khawatir, tenangkan diri Anda dan santai saja. Anda beruntung karena sudah memegang buku ini. Insya Allah buku ini memandu mewujudkan keinginan Anda, dengan cara mudah. Hanya dengan beberapa langkah Anda akan sampai ketujuan. Tidak perlu ratusan langkah, atau puluhan langkah. Cukup dengan  langkah praktis yang juga fantastis!
          Sebelum kita membahas langkah praktis nan fantastis menuju PTK, ada baiknya kita kenali lebih dahulu seperti apa “Sosok PTK” sebenarnya. PTK atau Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan guru di kelas sendiri melalui refleksi diri yang bertujuan memperbaiki kinerja untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sementara penelitian atau  research merupakan puncak kegiatan studi yang dilakukan bagi Anda yang mengambil program sarjana (S1). Anda dituntut untuk mengembangkan wawasan dengan melakukan penggalian, pencarian atau eksplorasi terhadap jawaban atas masalah yang akan dikaji, juga terhadap seperangkat aturan dan langkah yang mesti diikuti.
          Penelitian Tindakan Kelas atau dikenal juga Classroom Action Research, seperti telah disinggung di atas merupakan penelitian tindakan  (action research) yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Dari pengertian tersebut dapat kita cermati sejumlah ide pokok bahwa PTK adalah suatu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri; pelaku PTK terlibat langsung dalam situasi yang diteliti (dalam hal ini guru, siswa bahkan kepala sekolah); situasi sosial PTK adalah situasi pendidikan; PTK bertujuan memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik, memahami praktik serta situasinya dan tempat dimana praktik itu dilakukan.
          PTK merupakan penelitian tindakan yang dimulai dari tindakan diri penelitinya sendiri. Perbaikan yang dimulai dari upaya perbaikan dari guru kelasnya sendiri. Yang dilakukan oleh guru secara pribadi, guru secara profesi dan berimbas pada perbaikan kinerja guru dalam pembelajaran. Bagaimana guru menyiapkan pembelajaran, mengkondisikan kelas, menyiapkan sumber belajar. Bagaimana guru memilih media, metode, strategi,
pendekatan pembelajaran yang relevan dengan kelasnya.
          Memilih media yang tepat dan relevan. Media yang dapat membantu menjelaskan materi kurang jelas, materi yang rumit, materi yang sulit dijelaskan. Materi yang sulit dicerna tanpa bantuan media. Memilih media sama pentingnya dengan memilih sumber belajar yang memberi motivasi bagi peserta didik. Memilih bahan pelajaran yang dapat memberi makna bagi pengalaman belajar peserta didik. Demikian pula metode, strategi, teknik, pendekatan dalam pembelajaran.
          Beberapa keterampilan teknis mengajar pun harus dikuasai guru seperti, keterampilan membuka menutup pelajaran, keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengajar kelompok kecil dan individual, dan keterampilan melakukan evaluasi.
          Demikian “Sosok” PTK yang selama ini kita bicarakan. Secara sederhana kita dapat memahami apa yang maksud PTK? Siapa pelaku PTK? Dimana PTK dilakukan? Bagaimana cara melakukan PTK? Kapan PTK dilakukan? Serta untuk apa PTK dilakukan? Jika pertanyaan itu dapat Anda kuasai, aku ucapkan selamat Anda sudah mengenali “Sosok PTK”. Jika masih ragu mari bersama kita cermati ciri-ciri atau karakteristiknya.Ayo jangan sungkan-sungkan![PTK DP]



cita-cita bangsa








UPAYA mewujudkan cita-cita mencerdaskan anak bangsa sejalan dengan visi Kemdikbud 2025 yakni “menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif.” Insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif merupakan prasyarat menjadi manusia Indonesia Seutuhnya. Insan bangsa yang mampu menjalani hidup dengan cintanya. Insan yang menjalani hidup dengan kebahagiaan yang sesungguhnya. Insan Kamil, insan yang Paripurna yang dapat menjawab tuntutan perubahan, baik perubahan tuntutan hidup maupun perubahan zaman.
          Tema pembangunan pendidikan nasional 2010-2014 yang difokuskan pada penguatan layanan pendidikan dan kebudayaan. Niat tulusnya tampak pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Renstra Kemdikbud) 2010-2014, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus tersebut, visi Kemdikbud 2014 adalah ‘terselenggaranya layanan prima pendidikan dan kebudayaan untuk membentuk insan Indonesia cerdas dan beradab’. Untuk mencapai visi Kemdikbud 2014, misi Kemdikbud 2010-2014 dikemas dalam Misi: Meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan dan kebudayaan (M1); Memperluas keterjangkauan layanan pendidikan (M2); Kualitas layanan pendidikan dan kebudayaan (M3); Mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan (M4); Menjamin kepastian/keterjaminan memperoleh layanan pendidikan (M5), dan Mewujudkan kelestarian dan memperkukuh kebudayaan Indonesia (M6).
          Pada pelaksanaannya setiap sekolah diharapkan memperhatikan beberapa hal sebagai acuan kebijakan implementasi kurikulum. Diantaranya mempertimbangkan inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, penderita HIV/AIDS serta Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Inklusi Sosial dimaksudkan berlaku bagi pendidik, tenaga kependidikan terlebih peserta didik. Selain itu sekolah juga memperhatikan Undang-undang perlindungan anak yang bertujuan memberikan jaminan atas terpenuhinya hak-hak anak dari layak hidup menjadi hidup layak. Mereka dapat bertumbuh dan berkembang, mampu berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sehingga anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. [KII]



3
TAHAPAN supervisi
akademik








Supervisi akademik dalam pelaksanaannya memiliki beberapa tahapan. Tahapan pertama supervisi akademik ini sedikitnya ada empat dokumen perencanaan yang harus disiapkan yaitu,
1.    Tujuan supervisi akademik yang dirumuskan berdasarkan kasus yang terjadi;
2.    Jadwal supervisi akademik yang ditetapkan yang memuat informasi seperti nama guru yang disupervisi, mata pelajaran, hari dan tanggal pelaksanaan, jam pelajaran ke-..., kompetensi dasar, dan pokok bahasan/materi;
3.    Teknik supervisi akademik yang dipilih merupakan keputusan yang diambil supervisor setelah mengidentifikasi dan memilih teknik supervisi akademik yang tepat dengan kasus yang ada ;
4.    Instrumen supervisi akademik yang dipilih berdasarkan hasil analisis dan identifikasi intrumen yang akan digunakan.
Kedua supervisi akademik harus dilaksanakan, setelah dilakukan sosialisasi dan kesepakatan bersama guru yang akan di supervisi akademik. Materi kesepakatan memuat waktu dan aspek-aspek dalam supervisi akademik. Setelah sepakat barulah supervisi akademik dilaksanakan dengan tahapan,
1.    Memeriksa kelengkapan perangkat pembelajaran;
2.    Mengamati proses pembelajaran;
3.    Melakukan penilaian pembelajaran dengan menggunakan instrumen observasi.
Tahapan-tahapan tersebut berguna untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi dalam rangkaian kegiatan. Rekapitulasi hasil supervisi akademik biasanya berupa tabel yang memuat, nomor, nama, komponen nilai (perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, skor rata-rata), serta catatan hasil temuan. Rentang penilaian dan hari tanggal dan tanda tangan supervisor/kepala sekolah.
          Ketiga pelaksanaan supervisi akademik harus dianalisis. Hasil pelaksanaan supervisi akademik akan menjadi bahan kita selanjutnya untuk melakukan analisis. Kegiatan ini muara kita melakukan umpan balik, penyempurnaan instrumen, dan program tindak lanjut. Tahapan ini dilakukan dengan kegiatan mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan guru yang telah disupervisi. Komponen yang dianalisis adalah komponen yang kita supervisi yaitu,
1.    Rencana pembelajaran berupa dokumen perangkat pembelajaran;
2.    Proses pembelajaran;
3.    Penilaian pembelajaran.
Kegiatan dilengkapi dengan membuat rangkuman/kesimpulan hasil analisis terhadap perangkat pembelajaran, proses pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Buatlah dengan rapi dan baik agar memudahkan kita melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Kemudian sajikanlah dalam bentuk laporan hasil analisis dan evaluasi kita dalam bentuk rangkuman hasil identifikasi masalah pelaksanaan supervisi akademik dan rekapitulasi hasil pelaksanaan supervisi akademik.
          Instrumen Analisis Data Supervisi Akademik digunakan memuat identitas nama sekolah, nama guru, kelas, mata pelajaran, tanggal/waktu supervisi akademik. Kemudian tabel yang memuat nomor, komponen pengamatan supervisi akademik, masalah yang ditemukan, faktor penyebab, prioritas perbaikan, dan rencana metode pemberian masukan/umpan balik kepada guru.
          Komponen pengamatan supervisi akademik yang diamati telah kita bicarakan sebelumnya. Namun untuk sekedar mengingatkan kembali tidak ada salahnya kita tampilkan kembali. Komponen pertama, Rencana Pembelajaran (RPP); komponen kedua, adalah Pelaksanaan Pembelajaran dengan sub komponen (a) kegiatan pendahuluan, (b) kegiatan inti (ekspolorasi, elaborasi, konfirmasi), komponen ketiga yaitu penutup dan refleksi. Pada bagian bawah tabel jangan lupa mencantumkan nama dan NIP guru yang disupervisi dan kepala sekolah.
          Keempat hasil analisis supervisi akademik harus diberikan umpan balik, Bagian ini dilakukan setelah analisis dan evaluasi supervisi akademik. Rencana umpan balik  dilakukan terhadap guru biasanya dilaksanakan bersamaan dengan kegitan tindak lanjut. Sehingga langkah-langkah yang hharus dilakukan sama. langkah-langkah tersebut adalah; (a) mengkaji rangkuman/kesimpulan hasil analisis perencanaan, proses, dan penilaian pembelajaran, (b) membuat rencana umpan balik (feedback), dan rencana tindak lanjut, (c) melaksanakan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut dalam bentuk lisan dan/atau tertulis.
Kelima, supervisi akademik mesti dilengkapi dengan rencana tindak lanjut. langkah-langkah yang dilakukan pada kegiatan umpan balik bersamaan dengan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan umpan balik dan tindak lanjut biasanya berupa,
1.    Pemberian penguatan dan penghargaan jika guru yang di supervisi akademik telah memenuhi standar;
2.    Bagi guru yang belum memenuhi standar, kepala sekolah harus menyampaikannya dengan cara bijak dan mendidik, alangkah baiknya jika guru dipancing mengemukakan kelemahannya sendiri;
3.    Guru diberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan, kesulitan dan hambatan yang ditemukan;
4.    Guru diberi kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan baik di berbagai kesempatan dan tingkatan.
          Keenam, menyusun laporan hasil supervisi akademik. Setelah kita melakukan tahapan demi tahapan supervisi akademik di atas maka sampailah kita pada bagian akhir kegiatan. Tahapan ini tidak kalah penting dengan tahapan sebelumnya. Bahkan merupakan akhir kegiatan yang sangat berpengaruh terhadap seluruh rangkain kegiatan supervisi akademik. Sedikitnya ada 8 (delapan) aspek sebagai berikut:
1.    Identitas;
2.    Pendahuluan;
3.    Kerangka Berpikit Pemecahan Masalah;
4.    Pendekatkan dan Metode Supervisi;
5.    Hasil Pelaksanaan Program Supervisi;
6.    Penutup;
7.    Lampiran.
8.    Bahan Pendukung
Pada bahan pendukung laporan supervisi akademik kita dapat melengkapinya dengan bukti fisik berupa foto-foto kegiatan dan/atau tayangan audio visual.
          Pada bagian akhir ini akan menjadi bahan diskusi dan kajian bagi guru dan kepala sekolah dalam upaya menyiapkan program selanjutnya . SEMOGA!. [mpb]