SELAMAT DATANG DI BLOG RUMAH INSAN BELAJAR || BAGI YANG INGIN MEMPUBLIKASI ULANG MENGENAI ISI DARI BLOG INI HARAP CANTUMKAN LINK SUMBER DAN PENULIS. TRIM'S

Psikologi Pendidikan

Jumat, 17 Desember 2010 |

Berbicara psikologi sufistik tidak dapat dilepaskan dari kenyataan empirik yang berupa pendidikan multikultural. Psikologi sufistik utamanya yang digagas oleh al Ghazali memiliki konsep pendidikan multikultural berbasis afektif dengan model pembelajaran keilmuan yang dapat memberikan kontribusi kesalihan dalam berfikir, berperasaan, dan berperilaku. Hasil pendidikan yang diharapkan adalah terwujudnya subjek didik yang cerdas memahami realitas hidup yang beranekaragam dalam kebersamaan, mencintai kedamaian keharmonisan, saling menghormati dan menghargai sebagai tuntutan nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan.

Lengkapnya Download File

Pengembangan Kurikulum PAI

|

Kurikulum hendaknya memperhatikan keadaan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik. Di Indonesia lingkungan fisik ditandai bahwa warga Indonesia terdiri atas berbagai keadaan baik yang daerah urban, rural, semi urban maupun semi rural yang tersebar diberibu-ribu pulau. Sedangkan lingkungan non fisik berupa berbagai macam suku, ras, bahasa, agama di samping berbagai lapangan hidup yang sangat heterogin. Seberapa sulit bagi penyusun kurikulum untuk mengadaptasi lingkungan setempat yang bermacam-macam. Oleh karena itu, agar kurikulum berdasar keadaan sekitar lahirlah kurikulum muatan lokal yang dasarnya pada keadaan lingkungan setempat.
Perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni) di Indonesia secara jujur diakui masih ketinggalan kalau dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Oleh karena itu, bahan-bahan yang berupa IPTEKS yang dicantumkan dalam kurikulum di Indonesia masih selalu dikejar.
Filsafat Pancasila yang dianut oleh bangsa Indonesia masih merupakan bahan yang ideal. Artinya sasarannya masih perlu juklak dan juknis yang mudah dimengerti oleh bangsa Indonesia. Selama tujuan itu masih abstrak bagi yang akan mencapai sudah barang tentu sulit untuk menghayati. Pendidikan pancasila di sekolah sebagian besar masih bersifat pengajaran yang sifatnya kognitif yang hanya untuk konsumsi otak saja. Padahal harapan kita pendidikan Pancasila akan menjiwai yang kemudian akan membentuk watak kepribadian bangsa.
Demikianlah gambaran empat dasar kurikulum yang harus dijadikan landasan untuk pengembangan selanjutnya yang kesemuanya terutama butir satu sampai dengan tiga selalu berkembang dan berubah.

Lengkapnya Download FIle