SYEKH SITI JENAR
Dalam Babad Tanah Sunda
CERITA Syekh Siti Jenar memang
mempunyai banyak versi. Kita bisa menemukakannya dalam berbagai Babad dan Suluk.
Masing-masing mempunyai persepsi baik tentang sosok maupun ajarannya. Seperti
dalam Babad Tanah Sunda Siti Jenar digambarkan sebagai sosok yang masih
memiliki hubungan dengan Nabi Muhammad Saw.
Di
Tanah Jawa pada masa dakwahnya Para Wali Songo, kala itu tersiar kabar tentang
seorang tokoh Sufi bernama Ibnu Arabi yang memiliki faham Wihdatul Wujud. Sejarah
mencatat bahwa Al-Hallaj tokoh Wihdatul Wujud terbesar dari Baghdad pernah
mengembara hingga ke Tanah Hindustan dan berdakwah di negeri tersebut hingga
beberapa tahun. Paham Al-Hallaj tentu tidak mustahil telah tersebar pula di
Tanah Jawa setelah kedatangan Gujarat Hindia yang berdagang dan sekaligus
berdakwah.
Ajaran
atau faham Wihdatul Wujud tentu bertentangan dengan akidah Ahlussunah
Waljama’ah yang didakwahkan oleh Walisongo yang bermazhab Imam Syafi’i. Jika
hal ini dibiarkan maka tidak mustahil polemik dan perdebatan yang terjadi di
Tanah Baghdad merusak dan mengacaukan akidah telah di tanamkan Walisinggo di
Tanah Jawa. Maka diciptakanlah tokoh imajiner bernama Siti Jenar yang fahamnya
Wihdatul Wujud. Demikian menurut sebagian sumber yang penulis kumpulkan
terutama dari MB.Rahimsyah[1]
dalam bukunya Kisah dan Ajaran Syekh Siti Jenar. Tetapi orang-orang Jawa merasa
yakin bahwa Syekh Siti Jenar itu benar-benar ada. Bahkan Siti Jenar dianggap
sebagai tokoh keramat. Mereka beranggapan dan meyakini bahwa Siti Jenar
merupakan wali sejati dan guru besar mereka. Keyakinan yang didasarkan dari
catatan-catatan Suluk dan Babad Tanah Jawi yang tidak jarang memuat kisah Siti
Jenar secara tendensius dan mendiskriditkan peran Walisongo. [S3J]
[1]
MB.Rahimsyah, Kisah dan Ajaran Syekh Siti
Jenar. Penerbit Karya Agung: Surabaya, hlm. 8-9 tanpa tahun dan tanpa ISBN.
dan Kisah Wali Songo; Penyebar Agama
Islam di Tanah Jawa disertai Tata Cara Ziarah Kubur, Cipta Karya: Surabaya,
2011, 1222buku ini penulis dapatkan ketika ziarah ke Makam Sunan Giri di
Gresik, 9 Oktober 2013.
0 komentar:
Posting Komentar